Minggu, 27 Desember 2009

THERAPY CARBAMAZEPINE PADA PENDERITA EPILEPSI

therapy carbamazepine pada
penderita epilepsi
'carbamazepine_bamgetol_tegretol_teril'
Setiap tablet mengandung
karbamazepina 200 mg.
Indikasi
Epilepsi lobus temporalis, epilepsi
psikomotor, kejang tonik-klonik
(Grand mal) terutama pada anak,
neuralgia trigeminal, neuralgia
glosofaringeal, polidipsia dan poliuria
neurohormonal.
Dosis
Posologi
Dosis dewasa, awal 2 kali 1 tablet
sehari, kemudian ditingkatkan secara
bertahap maksimum 6 tablet sehari
dalam dosis terbagi sehabis makan.
Dosis penunjang, 4 – 6 tablet untuk
epilepsi dan 3 – 4 tablet untuk
neuralgia trigeminal
Anak dibawah 1 tahun, sehari ½
tablet.
Anak 1 – 6 tahun, sehari ½ – 3 tablet.
Anak 6 – 12 tahun, sehari 2 kali 1 – 2
tablet.
Perhatian
Cara Kerja Obat
Karbamazepina merupakan
antikonvulsan kuat yang berkhasiat
sebagai antiepileptik, psikotropik dan
analgesik spesifik. Senyawa ini
bekerja dengan mencegah terjadinya
letupan depolarisasi pada neuron
normal akibat pengaruh dari fokus
epilepsi. Selain mengurangi kejang,
karbamazepina juga memberikan efek
nyata terhadap perbaikan psikis
yaitu perbaikan kewaspadaan dan
perasaan. Disamping itu senyawa ini
juga menunjukkan efek analgesik
selektif, misalnya pada tabes dorsalis
dan neuropati lainnya yang sukar
diatasi oleh analgesik biasa.
Pada pemberian oral karbamazepina
diserap dengan lambat dan hampir
lengkap, kurang lebih 75% berikatan
dengan protein plasma. Kadar puncak
dalam plasma dicapai dalam waktu 2 –
6 jam dan waktu paruh 15 jam.
Karbamazepina dimetabolisme dalam
hati menjadi derivat epoksid yang
masih mempunyai aktivitas
antikonvulsan, kemudian diekskresi
bersama urin dan feses.
Peringatan dan Perhatian
Pemberian dimulai dengan dosis
rendah. Nilai basal darah harus
dipantau selama pengobatan.
Karbamazepina tidak dianjurkan
untuk mengatasi nyeri ringan yang
dapat diatasi dengan analgesik biasa.
Hati-hati pemberian pada pasien
glaukoma atau dengan gangguan
fungsi hati. Darah pasien sebaiknya
diperiksa sebulan sekali.
Penderita yang mempunyai riwayat
depresi sumsum tulang.
Efek Samping
Efek samping terjadi pada sekitar 25%
penderita yang diberikan
pengobatan jangka lama, berupa
pusing, vertigo, ataksia, diplopia,
penglihatan kabur, diskrasia darah
(leukopenia dan agranulositosis) dan
reaksi hipersensitif.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap
karbamazepina atau senyawa
trisiklik.
Interaksi Obat
Tidak boleh dikombinasi dengan obat
penghambat MAO.
Fenobarbital dan fenitoin dapat
meningkatkan kadar karbamazepina.
Eritrosin dapat menghambat
biotransformasi karbamazepina.
Karbamazepina dapat menurunkan
kadar asam valproat.
Hati-hati penggunaan kombinasi
dengan PAS, INH, sikloserin dan
warfarin.

MUAL MUNTAH PADA PENDERITA TUKAK LAMBUNG DENGAN DOMPERIDONE

mual muntah pada penderita tukak
lambung dengan domperidone
'costil_dom_domedon_domet_dometic_galflux_motilium_novotil_tilidon_vometa_vomitas_vose
Tiap tablet mengandung
domperidone 10 mg.
Cara Kerja
Domperidone merupakan antagonis
dopamin yang secara periferal
bekerja selektif pada reseptor D2.
Domperidone mempunyai khasiat
antiemetik yang sama dengan
metoclopramide.
Efek antiemetik dapat disebabkan
oleh kombinasi efek periferal
(gastrokinetik) dengan antagonis
terhadap reseptor dopamin di
” chemoreceptor trigger zone”, yang
terletak di luar sawar darah otak di
area postrema.
Pemberian domperidone per oral
dapat menambah lamanya kontraksi
antral dan duodenum, meningkatkan
pengosongan lambung, dan
menambah tekanan pada sfingter
esofagus bagian bawah pada orang
sehat.
Indikasi
Sindroma dispepsia fungsional. Tidak
dianjurkan untuk pemberian jangka
lama.
Mual dan muntah yang disebabkan
oleh pemberian levodopa dan
bromokriptin lebih dari 12 minggu.
Mual dan muntah akut. Tidak
dianjurkan pencegahan rutin pada
muntah setelah operasi.
Pemakaian pada anak-anak tidak
dianjurkan, kecuali untuk mual dan
muntah pada kemoterapi kanker dan
radioterapi.
Dosis
Dispepsia fungsional
Dewasa : 10 mg (1 tablet) 3 kali sehari,
15-30 menit sebelum makan dan jika
perlu sebelum tidur malam.
Anak-anak tidak dianjurkan.
Mual dan muntah (termasuk yang
disebabkan oleh levodopa dan
bromokriptin).
Dewasa : 10 – 20 mg (1 – 2 tablet) 3 – 4
kali sehari, 15 – 30 menit sebelum
makan dan sebelum tidur malam.
Anak-anak (sehubungan kemoterapi
kanker dan radioterapi) : 0,2 – 0,4 mg/
kg BB, 3 – 4 kali sehari. Obat diminum
15 – 30 menit sebelum makan dan
sebelum tidur malam.
Efek Samping
Efek ekstrapiramidal jarang terjadi, hal
ini segera hilang secara menyeluruh,
segera setelah pemberian obat
dihentikan.
Domperidone dapat merangsang
peningkatan kadar prolaktin plasma
(hyperprolactinemia) yang dalam
jangka panjang dapat menyebabkan
galaktorea dan ginekomastia.
Reaksi alergi yang jarang terjadi,
seperti rash dan urtikaria.
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif
terhadap domperidone.
Penderita dengan prolaktinoma
tumor hipofise yang mengeluarkan
prolaktin.
Tidak boleh digunakan jika serangan
motilitas lambung dapat
membahayakan seperti adanya
pendarahan, obstruksi mekanik, atau
perforasi gastrointestinal.
Interaksi Obat
Domperidone dapat mengurangi efek
hipoprolaktinemia dari bromoleriptin.
Pemberian obat analgesik opioid dan
anti kolinergik muskarinik secara
bersamaan dapat mengantagonis
aktivitas efek domperidone.
Pemberian antasida secara
bersamaan dapat menurunkan
bioavailabilitas domperidone.
Efek bioavailabilitas dapat bertambah
dari 13 % menjadi 23 % bila diminum
1,5 jam setelah makan.
Over dosis
Belum ada data mengenai over dosis
pada penggunaan domperidone
secara oral.
Belum ada antidot spesifik yang
digunakan pada over dosis
domperidone, mungkin dapat
dilakukan dengan cara pengosongan
lambung.

Jumat, 25 Desember 2009

GASTRITIS PADA IRITASI LAMBUNG

Gastritis atau lebih dikenal sebagai
magh berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/
lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis
bukan merupakan penyakit tunggal,
tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari
infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung
yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
factor – factor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus
menerus beberapa obat penghilang
sakit dapat juga menyebabkan
gastritis.
Gastritis atau lebih dikenal sebagai
magh berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/
lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis
bukan merupakan penyakit tunggal,
tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari
infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung
yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
factor – factor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus
menerus beberapa obat penghilang
sakit dapat juga menyebabkan
gastritis.
Pada beberapa kasus, gastritis dapat
menyebabkan terjadinya borok
(ulcer) dan dapat meningkatkan
resiko dari kanker lambung. Akan
tetapi bagi banyak orang, gastritis
bukanlah penyakit yang serius dan
dapat segera membaik dengan
pengobatan.
Gejala-gejala
Walaupun banyak kondisi yang
dapat menyebabkan gastritis, gejala
dan tanda – tanda penyakit ini sama
antara satu dengan yang lainnya.
Gejala-gejala tersebut antara lain :
Perih atau sakit seperti terbakar
pada perut bagian atas yang
dapat menjadi lebih baik atau lebih
buruk ketika makan
Mual
Muntah
Kehilangan selera
Kembung
Terasa penuh pada perut bagian
atas setelah makan
Kehilangan berat badan
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut)
biasanya mempunyai gejala mual dan
sakit pada perut bagian atas,
sedangkan gastritis kronis yang
berkembang secara bertahap
biasanya mempunyai gejala seperti
sakit yang ringan pada perut bagian
atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera. Bagi sebagian
orang, gastritis kronis tidak
menyebabkan apapun.
Kadang, gastritis dapat
menyebabkan pendarahan pada
lambung, tapi hal ini jarang menjadi
parah kecuali bila pada saat yang
sama juga terjadi borok pada
lambung. Pendarahan pada lambung
dapat menyebabkan muntah darah
atau terdapat darah pada feces dan
memerlukan perawatan segera.
Karena gastritis merupakan salah
satu dari sekian banyak penyakit
pencernaan dengan gejala - gejala
yang mirip antara satu dengan yang
lainnya, menyebabkan penyakit ini
mudah dianggap sebagai penyakit
lainnya seperti :
Gastroenteritis. Juga disebut
sebagai flu perut (stomach flu),
yang biasanya terjadi akibat
infeksi virus pada usus. Gejalanya
meliputi diare, kram perut dan
mual atau muntah, juga
ketidaksanggupan untuk
mencerna. Gejala dari
gastroenteritis sering hilang
dalam satu atau dua hari
sedangkan untuk gastritis dapat
terjadi terus menerus.
Heartburn. Rasa sakit seperti
terbakar yang terasa di belakang
tulang dada ini biasanya terjadi
setelah makan. Hal ini terjadi
karena asam lambung naik dan
masuk ke dalam esophagus
(saluran yang menghubungkan
antara tenggorokan dan perut).
Heartburn dapat juga
menyebabkan rasa asam pada
mulut dan terasa sensasi
makanan yang sebagian sudah
dicerna kembali ke mulut.
Stomach ulcers. Jika rasa perih
dan panas dalam perut terjadi
terus menerus dan parah, maka
hal itu kemungkinan disebabkan
karena adanya borok dalam
lambung. Stomach (peptic) ulcer
atau borok lambung adalah luka
terbuka yang terjadi dalam
lambung. Gejala yang paling
umum adalah rasa sakit yang
menjadi semakin parah ketika
malam hari atau lambung sedang
kosong. Gastritis dan stomach
ulcers mempunyai beberapa
penyebab yang sama, terutama
infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat
mengakibatkan terjadinya
gastritis dan begitu juga
sebaliknya.
Nonulcer dyspepsia. Merupakan
kelainan fungsional yang tidak
terkait pada penyakit tertentu.
Penyebab pasti keadaan ini tidak
diketahui, tetapi stress dan terlalu
banyak mengkonsumsi
gorengan, makanan pedas atau
makanan berlemak diduga dapat
mengakibatkan keadaan ini.
Gejalanya adalah sakit pada perut
atas, kembung dan mual.
Penyebab
Lambung adalah sebuah kantung
otot yang kosong, terletak pada
bagian kiri atas perut tepat dibawah
tulang iga. Lambung orang dewasa
mempunyai panjang berkisar antara
10 inchi dan dapat mengembang
untuk menampung makanan atau
minuman sebanyak 1 gallon. Bila
lambung dalam keadaan kosong,
maka ia akan melipat, mirip seperti
sebuah akordion. Ketika lambung
mulai terisi dan mengembang, lipatan
- lipatan tersebut secara bertahap
membuka.
Lambung memproses dan
menyimpan makanan dan secara
bertahap melepaskannya ke dalam
usus kecil. Ketika makanan masuk ke
dalam esophagus, sebuah cincin otot
yang berada pada sambungan
antara esophagus dan lambung
(esophageal sphincter) akan
membuka dan membiarkan makanan
masuk ke lambung. Setelah masuk ke
lambung cincin in menutup. Dinding
lambung terdiri dari lapisan lapisan
otot yang kuat. Ketika makanan
berada di lambung, dinding lambung
akan mulai menghancurkan makanan
tersebut. Pada saat yang sama,
kelenjar - kelenjar yang berada di
mukosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung
(termasuk enzim - enzim dan asam
lambung) untuk lebih
menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung
adalah asam hidroklorida. Asam ini
sangat korosif sehingga paku besi
pun dapat larut dalam cairan ini.
Dinding lambung dilindungi oleh
mukosa - mukosa bicarbonate
(sebuah lapisan penyangga yang
mengeluarkan ion bicarbonate secara
regular sehingga menyeimbangkan
keasaman dalam lambung) sehingga
terhindar dari sifat korosif asam
hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika
mekanisme pelindung ini kewalahan
dan mengakibatkan rusak dan
meradangnya dinding lambung.
Beberapa penyebab yang dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis
antara lain :
Infeksi bakteri. Sebagian besar
populasi di dunia terinfeksi oleh
bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri
tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut
terjadi melalui jalur oral atau akibat
memakan makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh bakteri
ini. Infeksi H. pylori sering terjadi
pada masa kanak - kanak dan
dapat bertahan seumur hidup jika
tidak dilakukan perawatan.
Infeksi H. pylori ini sekarang
diketahui sebagai penyebab
utama terjadinya peptic ulcer dan
penyebab tersering terjadinya
gastritis. Infeksi dalam jangka
waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan
menyebar yang kemudian
mengakibatkan perubahan pada
lapisan pelindung dinding
lambung. Salah satu perubahan
itu adalah atrophic gastritis,
sebuah keadaan dimana kelenjar-
kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak. Peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat
asam lambung yang rendah
dapat mengakibatkan racun-racun
yang dihasilkan oleh kanker tidak
dapat dihancurkan atau
dikeluarkan secara sempurna dari
lambung sehingga meningkatkan
resiko (tingkat bahaya) dari
kanker lambung. Tapi sebagian
besar orang yang terkena infeksi
H. pylori kronis tidak mempunyai
kanker dan tidak mempunyai
gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada
penyebab lain yang membuat
sebagian orang rentan terhadap
bakteri ini sedangkan yang lain
tidak.
Pemakaian obat penghilang nyeri
secara terus menerus. Obat
analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada
lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat - obat tersebut
hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah
lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara
terus menerus atau pemakaian
yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan
peptic ulcer.
Penggunaan alkohol secara
berlebihan. Alkohol dapat
mengiritasi dan mengikis mukosa
pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih
rentan terhadap asam lambung
walaupun pada kondisi normal.
Penggunaan kokain. Kokain dapat
merusak lambung dan
menyebabkan pendarahan dan
gastritis.
Stress fisik. Stress fisik akibat
pembedahan besar, luka trauma,
luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan
juga borok serta pendarahan
pada lambung.
Kelainan autoimmune.
Autoimmune atrophic gastritis
terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat
yang berada dalam dinding
lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap
menipiskan dinding lambung,
menghancurkan kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan
menganggu produksi faktor
intrinsic (yaitu sebuah zat yang
membantu tubuh mengabsorbsi
vitamin B-12). Kekurangan B-12,
akhirnya, dapat mengakibatkan
pernicious anemia, sebuah konsisi
serius yang jika tidak dirawat
dapat mempengaruhi seluruh
sistem dalam tubuh. Autoimmune
atrophic gastritis terjadi terutama
pada orang tua.
Crohn's disease. Walaupun
penyakit ini biasanya
menyebabkan peradangan kronis
pada dinding saluran cerna,
namun kadang-kadang dapat juga
menyebabkan peradangan pada
dinding lambung. Ketika lambung
terkena penyakit ini, gejala-gejala
dari Crohn's disease (yaitu sakit
perut dan diare dalam bentuk
cairan) tampak lebih menyolok
daripada gejala-gejala gastritis.
Radiasi and kemoterapi.
Perawatan terhadap kanker
seperti kemoterapi dan radiasi
dapat mengakibatkan
peradangan pada dinding
lambung yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan
peptic ulcer. Ketika tubuh terkena
sejumlah kecil radiasi, kerusakan
yang terjadi biasanya sementara,
tapi dalam dosis besar akan
mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan
dapat mengikis dinding lambung
serta merusak kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung.
Penyakit bile reflux. Bile (empedu)
adalah cairan yang membantu
mencerna lemak-lemak dalam
tubuh. Cairan ini diproduksi oleh
hati. Ketika dilepaskan, empedu
akan melewati serangkaian
saluran kecil dan menuju ke usus
kecil. Dalam kondisi normal,
sebuah otot sphincter yang
berbentuk seperti cincin (pyloric
valve) akan mencegah empedu
mengalir balik ke dalam lambung.
Tapi jika katup ini tidak bekerja
dengan benar, maka empedu akan
masuk ke dalam lambung dan
mengakibatkan peradangan dan
gastritis.
Faktor-faktor lain. Gastritis sering
juga dikaitkan dengan konsisi
kesehatan lainnya seperti HIV/
AIDS, infeksi oleh parasit, dan
gagal hati atau ginjal.
Kapan harus pergi ke dokter
Hampir setiap orang pernah
mengalami penyakit pencernaan dan
iritasi lambung. Dalam banyak kasus,
terjadi hanya sebentar dan tidak
membutuhkan perawatan medis.
Tapi jika terdapat gejala-gejala
gastritis yang terjadi secara terus
menerus selama seminggu atau lebih,
segera temui dokter. Dan pastikan
untuk menginformasikan semua
yang anda rasakan terutama bila
anda merasakan sakit setelah
meminum obat-obat bebas seperti
aspirin atau yang lainnya.
Jika terjadi muntah darah atau
terdapat darah dalam feces, segera
temui dokter untuk menemukan
penyebabnya.
Screening dan diagnosa
Bila seorang pasien didiagnosa
terkena gastritis, biasanya
dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan untuk mengetahui secara
jelas penyebabnya. Pemeriksaan
tersebut meliputi :
Pemeriksaan darah. Tes ini
digunakan untuk memeriksa
adanya antibodi H. pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif
menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri
pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes
darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi
akibat pendarahan lambung
akibat gastritis.
Pemeriksaan pernapasan. Tes ini
dapat menentukan apakah pasien
terinfeksi oleh bakteri H. pylori
atau tidak.
Pemeriksaan feces. Tes ini
memeriksa apakah terdapat H.
pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif dapat
mengindikasikan terjadinya
infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah
dalam feces. Hal ini menunjukkan
adanya pendarahan pada
lambung.
Endoskopi saluran cerna bagian
atas. Dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada
saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-
X. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil
yang fleksibel (endoskop) melalui
mulut dan masuk ke dalam
esophagus, lambung dan bagian
atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dimati-rasakan
(anestesi) sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani
tes ini. Jika ada jaringan dalam
saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa
ke laboratorium untuk diperiksa.
Tes ini memakan waktu kurang
lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh
pulang ketika tes ini selesai, tetapi
harus menunggu sampai efek dari
anestesi menghilang, kurang lebih
satu atau dua jam. Hampir tidak
ada resiko akibat tes ini.
Komplikasi yang sering terjadi
adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan
endoskop.
Ronsen saluran cerna bagian atas.
Tes ini akan melihat adanya
tanda-tanda gastritis atau
penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan
cairan barium terlebih dahulu
sebelum dilakukan ronsen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan
akan terlihat lebih jelas ketika di
ronsen.
Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis
akan dapat menyebabkan peptic
ulcers dan pendarahan pada
lambung. Beberapa bentuk gastritis
kronis dapat meningkatkan resiko
kanker lambung, terutama jika terjadi
penipisan secara terus menerus pada
dinding lambung dan perubahan
pada sel-sel di dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah
adenocarcinomas, yang bermula
pada sel-sel kelenjar dalam mukosa.
Adenocarcinomas tipe 1 biasanya
terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker
jenis lain yang terkait dengan infeksi
akibat H. pylori adalah MALT (mucosa
associated lymphoid tissue)
lymphomas, kanker ini berkembang
secara perlahan pada jaringan sistem
kekebalan pada dinding lambung.
Kanker jenis ini dapat disembuhkan
bila ditemukan pada tahap awal.
Terapi
Terapi gastritis sangat bergantung
pada penyebab spesifiknya dan
mungkin memerlukan perubahan
dalam gaya hidup, pengobatan atau,
dalam kasus yang jarang,
pembedahan untuk mengobatinya.
Terapi terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan
yang meradang dalam lambung dan
menyebabkan sakit dan peradangan
yang lebih parah. Itulah sebabnya,
bagi sebagian besar tipe gastritis,
terapinya melibatkan obat-obat
yang mengurangi atau menetralkan
asam lambung seperti :
Anatsida. Antasida merupakan
obat bebas yang dapat
berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum
dipakai untuk mengatasi gastritis
ringan. Antasida menetralisir
asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat
asam lambung dengan cepat.
Penghambat asam. Ketika
antasida sudah tidak dapat lagi
mengatasi rasa sakit tersebut,
dokter kemungkinan akan
merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau
famotidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung yang
diproduksi.
Penghambat pompa proton. Cara
yang lebih efektif untuk
mengurangi asam lambung adalah
dengan cara menutup “pompa”
asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat
pompa proton mengurangi asam
dengan cara menutup kerja dari
“ pompa-pompa” ini. Yang
termasuk obat golongan ini
adalah omeprazole, lansoprazole,
rabeprazole dan esomeprazole.
Obat-obat golongan ini juga
menghambat kerja H. pylori.
Cytoprotective agents. Obat-obat
golongan ini membantu untuk
melindungi jaringan-jaringan
yang melapisi lambung dan usus
kecil. Yang termasuk ke dalamnya
adalah sucraflate dan
misoprostol. Jika meminum obat-
obat AINS secara teratur (karena
suatu sebab), dokter biasanya
menganjurkan untuk meminum
obat-obat golongan ini.
Cytoprotective agents yang
lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga
menghambat aktivitas H. pylori.
Terapi terhadap H. pylori
Terdapat beberapa regimen dalam
mengatasi infeksi H. pylori. Yang
paling sering digunakan adalah
kombinasi dari antibiotik dan
penghambat pompa proton.
Terkadang ditambahkan pula
bismuth subsalycilate. Antibiotik
berfungsi untuk membunuh bakteri,
penghambat pompa proton
berfungsi untuk meringankan rasa
sakit, mual, menyembuhkan inflamasi
dan meningkatkan efektifitas
antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak
selalu berhasil, kecepatan untuk
membunuh H. pylori sangat beragam,
bergantung pada regimen yang
digunakan. Akan tetapi kombinasi
dari tiga obat tampaknya lebih efektif
daripada kombinasi dua obat. Terapi
dalam jangka waktu yang lama
(terapi selama 2 minggu
dibandingkan dengan 10 hari) juga
tampaknya meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah
hilang, dapat dilakukan pemeriksaan
kembali setelah terapi dilaksanakan.
Pemeriksaan pernapasan dan
pemeriksaan feces adalah dua jenis
pemeriksaan yang sering dipakai
untuk memastikan sudah tidak
adanya H. pylori. Pemeriksaan darah
akan menunjukkan hasil yang positif
selama beberapa bulan atau bahkan
lebih walaupun pada kenyataanya
bakteri tersebut sudah hilang.
Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak
dapat selalu dicegah, berikut
beberapa saran untuk dapat
mengurangi resiko terkena gastritis :
Makan secara benar. Hindari
makanan yang dapat mengiritasi
terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan atau berlemak.
Yang sama pentingnya dengan
pemilihan jenis makanan yang
tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya.
Makanlah dengan jumlah yang
cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
Hindari alkohol. Penggunaan
alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis lapisan mukosa dalam
lambung dan dapat
mengakibatkan peradangan dan
pendarahan.
Jangan merokok. Merokok
mengganggu kerja lapisan
pelindung lambung, membuat
lambung lebih rentan terhadap
gastritis dan borok. Merokok juga
meningkatkan asam lambung,
sehingga menunda
penyembuhan lambung dan
merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.
Tetapi, untuk dapat berhenti
merokok tidaklah mudah,
terutama bagi perokok berat.
Konsultasikan dengan dokter
mengenai metode yang dapat
membantu untuk berhenti
merokok.
Lakukan olah raga secara teratur.
Aerobik dapat meningkatkan
kecepatan pernapasan dan
jantung, juga dapat menstimulasi
aktifitas otot usus sehingga
membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih
cepat.
Kendalikan stress. Stress
meningkatkan resiko serangan
jantung dan stroke, menurunkan
sistem kekebalan tubuh dan
dapat memicu terjadinya
permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam
lambung dan melambatkan
kecepatan pencernaan. Karena
stress bagi sebagian orang tidak
dapat dihindari, maka kuncinya
adalah mengendalikannya secara
effektif dengan cara diet yang
bernutrisi, istirahat yang cukup,
olah raga teratur dan relaksasi
yang cukup.
Ganti obat penghilang nyeri. Jika
dimungkinkan, hindari
penggunaan AINS, obat-obat
golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan
membuat peradangan yang
sudah ada menjadi lebih parah.
Ganti dengan penghilang nyeri
yang mengandung
acetaminophen.

PENGARUH TRIHEXYPHENIDYL TERHADAP SYARAF PERIFER PADA PENDERITA PARKINSON

Triheksifenidil adalah antikolinergik
yang mempunyai efek sentral lebih
kuat daripada perifer, sehingga
banyak digunakan untuk terapi
penyakit parkinson. Senyawa ini
bekerja dengan menghambat
pelepasan asetil kolin endogen dan
eksogen. Efek sentral terhadap
susunan saraf pusat akan
merangsang pada dosis rendah dan
mendepresi pada dosis toksik.
Pada pemberian oral triheksifenidil
diabsorbsi cukup baik dan tidak
terakumulasi dalam jaringan. Ekskresi
terutama bersama urin dalam bentuk
metabolitnya.
Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson,
termasuk pasca ensefalitis dan
idiopatik, sindroma parkinson akibat
obat, misalnya reserpina dan
fenotiazin.
Dosis
Sehari 1 – 15 mg dibagi dalam 2 – 4
dosis
Dewasa : awal 2 mg, atau 3 kali sehari
dosis dinaikkan sampai diperoleh
hasil yang diharapkan.
Untuk reaksi ekstrapiramidal kecuali
“ tardive” dyskinesia.
Dewasa : awal 1 mg, jika gejala tidak
terkontrol dalam beberapa jam dosis
ditingkatkan sehingga hilang gejala.
Dosis sehari 5 – 15 mg, dosis 15 – 20
mg jarang dibutuhkan
Efek Samping
Mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi, konstipasi, takikardi, dilatasi
ginjal, retensi urin.
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap triheksifenidil,
glaukoma sudut sempit, takiaritmia,
psikosis berat, psikoneurosis,
hipertrofiprostat, dan obstruksi
saluran cerna.
Interaksi Obat
Sinergis dengan kinidina, obat
antidepresan trisiklik dan
antikolinergik lainnya.
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering.
Perhatian
Peningkatan dosis harus secara
bertahap.
Penderita dengan kecenderungan
takikardi harus diberikan dosis yang
lebih kecil dari dosis efektif yang
umum.
Pemberian dosis besar menyebabkan
kebingungan dan euphoria.
Hati-hati bila diberikan pada penderita
lanjut usia terutama yang mengidap
“ dementia” (dalam setiap tingkatnya).

ANTARA ANALGESIK DAN ANTIPIRETIK

Analgesik, antipiretik
Analgesik adalah obat yang dapat
mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri dan akhirnya akan memberikan
rasa nyaman pada orang yang
menderita.
Nyeri merupakan suatu pengalaman
sensorik dan motorik yang tidak
menyenangkan, berhubungan
dengan adanya potensi kerusakan
jaringan atau kondisi yang
menggambarkan kerusakan tersebut.
Sedangkan antipiretik adalah obat
yang dapat menurunkan demam
(suhu tubuh yang tinggi). Pada
umumnya (sekitar 90%) analgesik
mempunyai efek antipiretik.
Gejala Nyeri dapat digambarkan
sebagai rasa benda tajam yang
menusuk, pusing, panas seperti rasa
terbakar, menyengat, pedih, nyeri
yang merambat, rasa nyeri yang
hilang – timbul dan berbeda tempat
nyeri.
Apa yang menyebabkan nyeri ?
Nyeri terjadi jika organ tubuh, otot,
atau kulit terluka oleh benturan,
penyakit, keram, atau bengkak.
Rangsangan penimbul nyeri
umumnya punya kemampuan
menyebabkan sel-sel melepaskan
enzim proteolitik (pengurai protein)
dan polipeptida yang merangsang
ujung saraf yang kemudian
menimbulkan impuls nyeri. Senyawa
kimia dalam tubuh yang disebut
prostaglandin beraksi membuat
ujung saraf menjadi lebih sensitif
terhadap rangsangan nyeri oleh
polipeptida ini.
Penanganan Nyeri
Obat-obat yang dapat mengurangi
nyeri antara lain:
· Golongan Para amino fenol à
asetaminofen (Parasetamol ),
fenasetin
· Golongan Pirazolon à dipiron
(antalgin)
· Derivat Asam Salisilat à Aspirin,
Benorilat, Diflunisal, Salsalat
Derivat.As.Fenamat à
As.Mefenamat, Meklofenamat
Derivat Asam Propionat à
As.Tiaprofenat, Fenbufen,
Flurbiprofen, Ibuprofen,
Ketoprofen, Naproksen
Derivat As.Fenilasetat à Diklofenak,
Fenklofenak

BATU GINJAL ''PHARMACY APOTEKER''

BATU GINJAL
Batu ginjal adalah suatu keadaan
terdapat satu atau lebih batu di dalam
pelvis atau calyces dari ginjal atau di
dalam saluran ureter. Pembentukan
batu ginjal dapat terjadi di bagian
mana saja dari saluran kencing, tetapi
biasanya terbentuk pada dua bagian
terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu
ginjal (renal pelvis) dan calix renalis.
Batu dapat terbentuk dari kalsium,
fosfat, atau kombinasi asam urat
yang biasanya larut di dalam urine.
Batu urin saluran kemih adalah
timbunan keras zat padat yang
membantu di saluran pembuangan air
seni. Sekitar 10% batu ginjal berasal
dari masalah metabolisme dimana
diperkirakan bahwa kelebihan asam
urat dalam urin, tingkat kalsium yang
tinggi dalam darah atau penyerapan
garam dari asam oksalat di usus yang
berlebihan dapat menyebabkan
terbentuknya batu ginjal. Protein
juga bisa berperan dalam
pembentukan batu urin dengan
meningkatkan keasaman air seni dan
meningkatkan pengeluaran air seni
yang mengandung asam urat, fosfor
dan kalsium.
Pada pasien dengan penyakit batu,
lebih dari 1 dari 3 mekanisme umum
cenderung menjadi aktif. Ini meliputi :
1
kemungkinan keberadaan atau
kelebihan zat yang mempengaruhi
terbentuknya kristal atau
pembentukan batu kristal
2
kemungkinan kekurangan zat untuk
menghalangi pembentukan kristal.
3
kemungkinan pengeluaran berlebihan
atau konsentrasi garam dalam air seni
yang mengarah pada kejenuhan dari
kristal garam. Semakin besar tingkat
kejenuhan, semakin besar tingkat
perkembangan kristalnya.
Batu ginjal bervariasi ukurannya,
dapat bersifat tunggal atau ganda.
Batu-batu tinggal dalam pasu ginjal
atau dapat masuk ke dalam ureter
dan dapat merusak jaringan ginjal.
Batu yang besar akan merusak
jaringan dengan tekanan atau
mengakibatkan obstruksi, sehingga
terjadi aliran kembali cairan.
Kebanyakan batu ginjal dapat terjadi
berulang-ulang. Batu ginjal dijumpai
pada 1 dari 1.000 orang, biasanya
lebih banyak dijumpai pada pria
(berumur 30-50 tahun) ketimbang
wanita. Juga banyak dijumpai di
daerah tertentu. Walaupun secara
pasti tidak diketahui penyebab batu
ginjal, kemungkinannya adalah bila
urine menjadi terlalu pekat dan zat-
zat yang ada di dalam urine
membentuk kristal batu. Penyebab
lain adalah infeksi, adanya obstruksi,
kelebihan sekresi hormon paratiroid,
asidosis pada tubulus ginjal,
peningkatan kadar asam urat
(biasanya bersamaan dengan radang
persendian), kerusakan metabolisme
dari beberapa jenis bahan di dalam
tubuh, terlalu banyak
mempergunakan vitamin D atau
terlalu banyak memakan kalsium.
Gejala
Walaupun besar dan lokasi batu
bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh
obsruksi merupakan gejala utama.
Batu yang besar dengan permukaan
kasar yang masuk ke dalam ureter
akan menambah frekuensi dan
memaksa kontraksi ureter secara
otomatis. Rasa sakit dimulai dari
pinggang bawah menuju ke pinggul,
kemudian ke alat kelamin luar.
Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan
rasa sakit yang luar biasa merupakan
puncak dari kesakitan. Apabila batu
berada di pasu ginjal dan di calix, rasa
sakit menetap dan kurang
intensitasnya. Sakit pinggang terjadi
bila batu yang mengadakan
obstruksi berada di dalam ginjal.
Sedangkan, rasa sakit yang parah
pada bagian perut terjadi bila batu
telah pindah ke bagian ureter. Mual
dan muntah selalu mengikuti rasa
sakit yang berat. Penderita batu ginjal
kadang-kadang juga mengalami
panas, kedinginan, adanya darah di
dalam urin bila batu melukai ureter,
distensi perut, nanah dalam urine.
Jenis-jenis batu ginjal
Batu yang paling umum adalah
struvite (magnesium ammonium
phosphate), calcium oxalate, urate,
cystine dan silika.
Perawatan
Tujuan keseluruhan perawatan dari
batu ginjal adalah
1
untuk mencegah kerusakan ginjal,
yang dapat mengakibatkan rusaknya
parenkim ginjal.
2
Mengurangi rasa sakit (nyeri). Bisa
diberikan obat-obat golongan
analgesic-anti inflamsi non steroid.
Misalnya : ketorolak, ibuprofen, asam
mefenamat.
3
Meluruhkan atau mengurangi batu.
4
Mencegah terbentuknya batu baru.
Terapi medis tergantung pada jenis
batu yang dihasilkan. Individu
dengan hiperkalsiuria yang
disebabkan oleh pengendapan kapur
dapat diterapi dengan diuretika
golongan thiazid, seperti
hidroklortiazid. Adanya infeksi perlu
penanganan dengan antibiotika yang
sesuai. Intervensi bedah mungkin
diperlukan jika batu yang diproduksi
terlalu tinggi dan menyebabkan
sumbatan, terapi antibiotic tidak
cukup menghilangkan infeksi, atau
setelah infeksi untuk menghilangkan
potongan-potongan batu. Batu asam
urat dari air seni memerlukan
alkalinization dengan sodium
bikarbonat atau kalium sitrat dibagi
dalam 4 dosis. Tingkat pH urin harus
dipertahankan pada pH 7,5 atau lebih.
Asam urat lebih larut dalam basa
daripada urin yang asam. Allopurinol
diindikasikan pada individu dengan
batu urat dimana produksi asam urat
melebihi normal.

ANTARA HIPERTENSI DAN HIPOTENSI DALAM TEKANAN DARAH

HIPERTENSI
Hipertensi juga disebut sebagai
tekanan darah tinggi (HTN atau HPN)
adalah suatu kondisi medis di mana
tekanan darah tinggi yang
berkesinambungan atau menurut
JNC-7 (Joint National Comitte)
hipertensi adalah kenaikan tekanan
darah arteri yang tetap.
Dalam penggunaan saat ini, kata
"hipertensi" biasanya merujuk ke
sistemik (hipertensi arterial).
Sedangkan jenis lain adalah
pulmonary hipertensi yang
melibatkan sirkulasi paru-paru.
.
Klasifikasi Tekanan Darah (Menurut
JNC-7)
Klasifikasi
SISTOL (mmHg)
DIASTOL (mmHg)
Normal
Prehipertensi
Stage 1 hipertensi
Stage 2 hipertensi
<120 dan
120-139 atau
140-159 atau
≥ 160 atau
<80
80-89
90-99
≥ 100
Bila tekanan darah sisitol ≥140 mmHg
dan tekanan darah diastol <90 mmHg
dinamakan Isolated systole
hipertension
Patofisiologi Hipertensi
a. Hipertensi esensial (Hipetensi
primer) bersifat idiopatik yang
belum jelaspenyebabnya.
Dipengaruhi usia, kelamin,
merokok, kolesterol, berat
badan.
b. Hipertensi sekunder.
Dipengaruhi oleh obat,
penyakit ginjal, penyakit
endokrin (diabetes melitus,
tiroid, Cushing).
Gejala:
Kebanyakan tidak menunjukkan
gejala (asymptomatic)
Tanda-tanda klinik Hipertensi
Pusing paroksimal
Berkeringat
Takikardia
Palpitasi
Faktor Resiko Hipertensi:
- Merokok
- Obesitas (BMI ≥ 30)
- Immobilitas (kurang gerak)
- Dislipidemia (kadar lemak/kolesterol
dalam darah yang tinggi)
- Diabetes melitus
- Mikroalbuminuria (terdapat albumin
dalam urin) atau perkiraan GFR <60 ml/
menit
- Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65
tahun untuk perempuan)
- Riwayat keluarga
Terapi Hipertensi:
a. Terapi non farmakologi
Bagi yang obesitas,
turunkan berat badan
Diet garam (< 2.4 g/hari)
Kurangi konsumsi lemak
Tidak merokok, kurangi
kopi, alkohol
Istirahat cukup
Olahraga teratur
b. Terapi Farmakologi
Obat yang bisa digunakan antara lain:
o Golongan ACE-1 (Angiotensin
Converting Enzyme Inhibitor)
Obat-obat golongan ini bekerja
menghambat perubahan Angiotensin
I
(AT I) menjadi Angiotensin II (AT II)
yang merupakan vasokonstriktor
kuat. Obat-obat golongan ini seperti
captopril,lisinopril, enalapril dll
o Golongan ACE-2 (ARB= Angiotensin
Reseptor Blocker)
Golongan obat ini bekerja mengeblok
reseptor Angiotensin II (AT II)
subtipe ATI. Golongan obat-obat ini
seperti losartan, irbesartan dll.
o Alfa-1 bloker
Obat golongan ini bekerja mengeblok
reseptor α1 yang mengakibatkan
vasodilatasi. Obat-obat golongan ini
seperti prazosin, terazosin,
doxazosin dll.
o Beta bloker (mengeblok reseptor β)
Obat-obat golongan ini seperti:
propranolol, atenolol, metaprolol dll.
o Ca channel bloker
Bekerja menghambat masuknya
calsium ke otot pembuluh darah,
obat-obatnya seperti : diltiazem,
nifedipin, verapamil, amlodipin dll.
o Diuretik
Obat-obat diuretik bekerja dengan
menurunkan reabsorbsi elektrolit di
tubulus dan meningkatkan ekskresi
air dan NaCl. -
Golongan diuretik antara lain: HCT
(Hidroklorotiazid), spironolakton,
furosemid dll