Jumat, 25 Desember 2009

GASTRITIS PADA IRITASI LAMBUNG

Gastritis atau lebih dikenal sebagai
magh berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/
lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis
bukan merupakan penyakit tunggal,
tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari
infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung
yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
factor – factor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus
menerus beberapa obat penghilang
sakit dapat juga menyebabkan
gastritis.
Gastritis atau lebih dikenal sebagai
magh berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/
lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis
bukan merupakan penyakit tunggal,
tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari
infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung
yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
factor – factor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus
menerus beberapa obat penghilang
sakit dapat juga menyebabkan
gastritis.
Pada beberapa kasus, gastritis dapat
menyebabkan terjadinya borok
(ulcer) dan dapat meningkatkan
resiko dari kanker lambung. Akan
tetapi bagi banyak orang, gastritis
bukanlah penyakit yang serius dan
dapat segera membaik dengan
pengobatan.
Gejala-gejala
Walaupun banyak kondisi yang
dapat menyebabkan gastritis, gejala
dan tanda – tanda penyakit ini sama
antara satu dengan yang lainnya.
Gejala-gejala tersebut antara lain :
Perih atau sakit seperti terbakar
pada perut bagian atas yang
dapat menjadi lebih baik atau lebih
buruk ketika makan
Mual
Muntah
Kehilangan selera
Kembung
Terasa penuh pada perut bagian
atas setelah makan
Kehilangan berat badan
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut)
biasanya mempunyai gejala mual dan
sakit pada perut bagian atas,
sedangkan gastritis kronis yang
berkembang secara bertahap
biasanya mempunyai gejala seperti
sakit yang ringan pada perut bagian
atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera. Bagi sebagian
orang, gastritis kronis tidak
menyebabkan apapun.
Kadang, gastritis dapat
menyebabkan pendarahan pada
lambung, tapi hal ini jarang menjadi
parah kecuali bila pada saat yang
sama juga terjadi borok pada
lambung. Pendarahan pada lambung
dapat menyebabkan muntah darah
atau terdapat darah pada feces dan
memerlukan perawatan segera.
Karena gastritis merupakan salah
satu dari sekian banyak penyakit
pencernaan dengan gejala - gejala
yang mirip antara satu dengan yang
lainnya, menyebabkan penyakit ini
mudah dianggap sebagai penyakit
lainnya seperti :
Gastroenteritis. Juga disebut
sebagai flu perut (stomach flu),
yang biasanya terjadi akibat
infeksi virus pada usus. Gejalanya
meliputi diare, kram perut dan
mual atau muntah, juga
ketidaksanggupan untuk
mencerna. Gejala dari
gastroenteritis sering hilang
dalam satu atau dua hari
sedangkan untuk gastritis dapat
terjadi terus menerus.
Heartburn. Rasa sakit seperti
terbakar yang terasa di belakang
tulang dada ini biasanya terjadi
setelah makan. Hal ini terjadi
karena asam lambung naik dan
masuk ke dalam esophagus
(saluran yang menghubungkan
antara tenggorokan dan perut).
Heartburn dapat juga
menyebabkan rasa asam pada
mulut dan terasa sensasi
makanan yang sebagian sudah
dicerna kembali ke mulut.
Stomach ulcers. Jika rasa perih
dan panas dalam perut terjadi
terus menerus dan parah, maka
hal itu kemungkinan disebabkan
karena adanya borok dalam
lambung. Stomach (peptic) ulcer
atau borok lambung adalah luka
terbuka yang terjadi dalam
lambung. Gejala yang paling
umum adalah rasa sakit yang
menjadi semakin parah ketika
malam hari atau lambung sedang
kosong. Gastritis dan stomach
ulcers mempunyai beberapa
penyebab yang sama, terutama
infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat
mengakibatkan terjadinya
gastritis dan begitu juga
sebaliknya.
Nonulcer dyspepsia. Merupakan
kelainan fungsional yang tidak
terkait pada penyakit tertentu.
Penyebab pasti keadaan ini tidak
diketahui, tetapi stress dan terlalu
banyak mengkonsumsi
gorengan, makanan pedas atau
makanan berlemak diduga dapat
mengakibatkan keadaan ini.
Gejalanya adalah sakit pada perut
atas, kembung dan mual.
Penyebab
Lambung adalah sebuah kantung
otot yang kosong, terletak pada
bagian kiri atas perut tepat dibawah
tulang iga. Lambung orang dewasa
mempunyai panjang berkisar antara
10 inchi dan dapat mengembang
untuk menampung makanan atau
minuman sebanyak 1 gallon. Bila
lambung dalam keadaan kosong,
maka ia akan melipat, mirip seperti
sebuah akordion. Ketika lambung
mulai terisi dan mengembang, lipatan
- lipatan tersebut secara bertahap
membuka.
Lambung memproses dan
menyimpan makanan dan secara
bertahap melepaskannya ke dalam
usus kecil. Ketika makanan masuk ke
dalam esophagus, sebuah cincin otot
yang berada pada sambungan
antara esophagus dan lambung
(esophageal sphincter) akan
membuka dan membiarkan makanan
masuk ke lambung. Setelah masuk ke
lambung cincin in menutup. Dinding
lambung terdiri dari lapisan lapisan
otot yang kuat. Ketika makanan
berada di lambung, dinding lambung
akan mulai menghancurkan makanan
tersebut. Pada saat yang sama,
kelenjar - kelenjar yang berada di
mukosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung
(termasuk enzim - enzim dan asam
lambung) untuk lebih
menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung
adalah asam hidroklorida. Asam ini
sangat korosif sehingga paku besi
pun dapat larut dalam cairan ini.
Dinding lambung dilindungi oleh
mukosa - mukosa bicarbonate
(sebuah lapisan penyangga yang
mengeluarkan ion bicarbonate secara
regular sehingga menyeimbangkan
keasaman dalam lambung) sehingga
terhindar dari sifat korosif asam
hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika
mekanisme pelindung ini kewalahan
dan mengakibatkan rusak dan
meradangnya dinding lambung.
Beberapa penyebab yang dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis
antara lain :
Infeksi bakteri. Sebagian besar
populasi di dunia terinfeksi oleh
bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri
tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut
terjadi melalui jalur oral atau akibat
memakan makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh bakteri
ini. Infeksi H. pylori sering terjadi
pada masa kanak - kanak dan
dapat bertahan seumur hidup jika
tidak dilakukan perawatan.
Infeksi H. pylori ini sekarang
diketahui sebagai penyebab
utama terjadinya peptic ulcer dan
penyebab tersering terjadinya
gastritis. Infeksi dalam jangka
waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan
menyebar yang kemudian
mengakibatkan perubahan pada
lapisan pelindung dinding
lambung. Salah satu perubahan
itu adalah atrophic gastritis,
sebuah keadaan dimana kelenjar-
kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak. Peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat
asam lambung yang rendah
dapat mengakibatkan racun-racun
yang dihasilkan oleh kanker tidak
dapat dihancurkan atau
dikeluarkan secara sempurna dari
lambung sehingga meningkatkan
resiko (tingkat bahaya) dari
kanker lambung. Tapi sebagian
besar orang yang terkena infeksi
H. pylori kronis tidak mempunyai
kanker dan tidak mempunyai
gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada
penyebab lain yang membuat
sebagian orang rentan terhadap
bakteri ini sedangkan yang lain
tidak.
Pemakaian obat penghilang nyeri
secara terus menerus. Obat
analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada
lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat - obat tersebut
hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah
lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara
terus menerus atau pemakaian
yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan
peptic ulcer.
Penggunaan alkohol secara
berlebihan. Alkohol dapat
mengiritasi dan mengikis mukosa
pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih
rentan terhadap asam lambung
walaupun pada kondisi normal.
Penggunaan kokain. Kokain dapat
merusak lambung dan
menyebabkan pendarahan dan
gastritis.
Stress fisik. Stress fisik akibat
pembedahan besar, luka trauma,
luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan
juga borok serta pendarahan
pada lambung.
Kelainan autoimmune.
Autoimmune atrophic gastritis
terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat
yang berada dalam dinding
lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap
menipiskan dinding lambung,
menghancurkan kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan
menganggu produksi faktor
intrinsic (yaitu sebuah zat yang
membantu tubuh mengabsorbsi
vitamin B-12). Kekurangan B-12,
akhirnya, dapat mengakibatkan
pernicious anemia, sebuah konsisi
serius yang jika tidak dirawat
dapat mempengaruhi seluruh
sistem dalam tubuh. Autoimmune
atrophic gastritis terjadi terutama
pada orang tua.
Crohn's disease. Walaupun
penyakit ini biasanya
menyebabkan peradangan kronis
pada dinding saluran cerna,
namun kadang-kadang dapat juga
menyebabkan peradangan pada
dinding lambung. Ketika lambung
terkena penyakit ini, gejala-gejala
dari Crohn's disease (yaitu sakit
perut dan diare dalam bentuk
cairan) tampak lebih menyolok
daripada gejala-gejala gastritis.
Radiasi and kemoterapi.
Perawatan terhadap kanker
seperti kemoterapi dan radiasi
dapat mengakibatkan
peradangan pada dinding
lambung yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan
peptic ulcer. Ketika tubuh terkena
sejumlah kecil radiasi, kerusakan
yang terjadi biasanya sementara,
tapi dalam dosis besar akan
mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan
dapat mengikis dinding lambung
serta merusak kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung.
Penyakit bile reflux. Bile (empedu)
adalah cairan yang membantu
mencerna lemak-lemak dalam
tubuh. Cairan ini diproduksi oleh
hati. Ketika dilepaskan, empedu
akan melewati serangkaian
saluran kecil dan menuju ke usus
kecil. Dalam kondisi normal,
sebuah otot sphincter yang
berbentuk seperti cincin (pyloric
valve) akan mencegah empedu
mengalir balik ke dalam lambung.
Tapi jika katup ini tidak bekerja
dengan benar, maka empedu akan
masuk ke dalam lambung dan
mengakibatkan peradangan dan
gastritis.
Faktor-faktor lain. Gastritis sering
juga dikaitkan dengan konsisi
kesehatan lainnya seperti HIV/
AIDS, infeksi oleh parasit, dan
gagal hati atau ginjal.
Kapan harus pergi ke dokter
Hampir setiap orang pernah
mengalami penyakit pencernaan dan
iritasi lambung. Dalam banyak kasus,
terjadi hanya sebentar dan tidak
membutuhkan perawatan medis.
Tapi jika terdapat gejala-gejala
gastritis yang terjadi secara terus
menerus selama seminggu atau lebih,
segera temui dokter. Dan pastikan
untuk menginformasikan semua
yang anda rasakan terutama bila
anda merasakan sakit setelah
meminum obat-obat bebas seperti
aspirin atau yang lainnya.
Jika terjadi muntah darah atau
terdapat darah dalam feces, segera
temui dokter untuk menemukan
penyebabnya.
Screening dan diagnosa
Bila seorang pasien didiagnosa
terkena gastritis, biasanya
dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan untuk mengetahui secara
jelas penyebabnya. Pemeriksaan
tersebut meliputi :
Pemeriksaan darah. Tes ini
digunakan untuk memeriksa
adanya antibodi H. pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif
menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri
pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes
darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi
akibat pendarahan lambung
akibat gastritis.
Pemeriksaan pernapasan. Tes ini
dapat menentukan apakah pasien
terinfeksi oleh bakteri H. pylori
atau tidak.
Pemeriksaan feces. Tes ini
memeriksa apakah terdapat H.
pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif dapat
mengindikasikan terjadinya
infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah
dalam feces. Hal ini menunjukkan
adanya pendarahan pada
lambung.
Endoskopi saluran cerna bagian
atas. Dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada
saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-
X. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil
yang fleksibel (endoskop) melalui
mulut dan masuk ke dalam
esophagus, lambung dan bagian
atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dimati-rasakan
(anestesi) sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani
tes ini. Jika ada jaringan dalam
saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa
ke laboratorium untuk diperiksa.
Tes ini memakan waktu kurang
lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh
pulang ketika tes ini selesai, tetapi
harus menunggu sampai efek dari
anestesi menghilang, kurang lebih
satu atau dua jam. Hampir tidak
ada resiko akibat tes ini.
Komplikasi yang sering terjadi
adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan
endoskop.
Ronsen saluran cerna bagian atas.
Tes ini akan melihat adanya
tanda-tanda gastritis atau
penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan
cairan barium terlebih dahulu
sebelum dilakukan ronsen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan
akan terlihat lebih jelas ketika di
ronsen.
Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis
akan dapat menyebabkan peptic
ulcers dan pendarahan pada
lambung. Beberapa bentuk gastritis
kronis dapat meningkatkan resiko
kanker lambung, terutama jika terjadi
penipisan secara terus menerus pada
dinding lambung dan perubahan
pada sel-sel di dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah
adenocarcinomas, yang bermula
pada sel-sel kelenjar dalam mukosa.
Adenocarcinomas tipe 1 biasanya
terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker
jenis lain yang terkait dengan infeksi
akibat H. pylori adalah MALT (mucosa
associated lymphoid tissue)
lymphomas, kanker ini berkembang
secara perlahan pada jaringan sistem
kekebalan pada dinding lambung.
Kanker jenis ini dapat disembuhkan
bila ditemukan pada tahap awal.
Terapi
Terapi gastritis sangat bergantung
pada penyebab spesifiknya dan
mungkin memerlukan perubahan
dalam gaya hidup, pengobatan atau,
dalam kasus yang jarang,
pembedahan untuk mengobatinya.
Terapi terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan
yang meradang dalam lambung dan
menyebabkan sakit dan peradangan
yang lebih parah. Itulah sebabnya,
bagi sebagian besar tipe gastritis,
terapinya melibatkan obat-obat
yang mengurangi atau menetralkan
asam lambung seperti :
Anatsida. Antasida merupakan
obat bebas yang dapat
berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum
dipakai untuk mengatasi gastritis
ringan. Antasida menetralisir
asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat
asam lambung dengan cepat.
Penghambat asam. Ketika
antasida sudah tidak dapat lagi
mengatasi rasa sakit tersebut,
dokter kemungkinan akan
merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau
famotidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung yang
diproduksi.
Penghambat pompa proton. Cara
yang lebih efektif untuk
mengurangi asam lambung adalah
dengan cara menutup “pompa”
asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat
pompa proton mengurangi asam
dengan cara menutup kerja dari
“ pompa-pompa” ini. Yang
termasuk obat golongan ini
adalah omeprazole, lansoprazole,
rabeprazole dan esomeprazole.
Obat-obat golongan ini juga
menghambat kerja H. pylori.
Cytoprotective agents. Obat-obat
golongan ini membantu untuk
melindungi jaringan-jaringan
yang melapisi lambung dan usus
kecil. Yang termasuk ke dalamnya
adalah sucraflate dan
misoprostol. Jika meminum obat-
obat AINS secara teratur (karena
suatu sebab), dokter biasanya
menganjurkan untuk meminum
obat-obat golongan ini.
Cytoprotective agents yang
lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga
menghambat aktivitas H. pylori.
Terapi terhadap H. pylori
Terdapat beberapa regimen dalam
mengatasi infeksi H. pylori. Yang
paling sering digunakan adalah
kombinasi dari antibiotik dan
penghambat pompa proton.
Terkadang ditambahkan pula
bismuth subsalycilate. Antibiotik
berfungsi untuk membunuh bakteri,
penghambat pompa proton
berfungsi untuk meringankan rasa
sakit, mual, menyembuhkan inflamasi
dan meningkatkan efektifitas
antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak
selalu berhasil, kecepatan untuk
membunuh H. pylori sangat beragam,
bergantung pada regimen yang
digunakan. Akan tetapi kombinasi
dari tiga obat tampaknya lebih efektif
daripada kombinasi dua obat. Terapi
dalam jangka waktu yang lama
(terapi selama 2 minggu
dibandingkan dengan 10 hari) juga
tampaknya meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah
hilang, dapat dilakukan pemeriksaan
kembali setelah terapi dilaksanakan.
Pemeriksaan pernapasan dan
pemeriksaan feces adalah dua jenis
pemeriksaan yang sering dipakai
untuk memastikan sudah tidak
adanya H. pylori. Pemeriksaan darah
akan menunjukkan hasil yang positif
selama beberapa bulan atau bahkan
lebih walaupun pada kenyataanya
bakteri tersebut sudah hilang.
Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak
dapat selalu dicegah, berikut
beberapa saran untuk dapat
mengurangi resiko terkena gastritis :
Makan secara benar. Hindari
makanan yang dapat mengiritasi
terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan atau berlemak.
Yang sama pentingnya dengan
pemilihan jenis makanan yang
tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya.
Makanlah dengan jumlah yang
cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
Hindari alkohol. Penggunaan
alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis lapisan mukosa dalam
lambung dan dapat
mengakibatkan peradangan dan
pendarahan.
Jangan merokok. Merokok
mengganggu kerja lapisan
pelindung lambung, membuat
lambung lebih rentan terhadap
gastritis dan borok. Merokok juga
meningkatkan asam lambung,
sehingga menunda
penyembuhan lambung dan
merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.
Tetapi, untuk dapat berhenti
merokok tidaklah mudah,
terutama bagi perokok berat.
Konsultasikan dengan dokter
mengenai metode yang dapat
membantu untuk berhenti
merokok.
Lakukan olah raga secara teratur.
Aerobik dapat meningkatkan
kecepatan pernapasan dan
jantung, juga dapat menstimulasi
aktifitas otot usus sehingga
membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih
cepat.
Kendalikan stress. Stress
meningkatkan resiko serangan
jantung dan stroke, menurunkan
sistem kekebalan tubuh dan
dapat memicu terjadinya
permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam
lambung dan melambatkan
kecepatan pencernaan. Karena
stress bagi sebagian orang tidak
dapat dihindari, maka kuncinya
adalah mengendalikannya secara
effektif dengan cara diet yang
bernutrisi, istirahat yang cukup,
olah raga teratur dan relaksasi
yang cukup.
Ganti obat penghilang nyeri. Jika
dimungkinkan, hindari
penggunaan AINS, obat-obat
golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan
membuat peradangan yang
sudah ada menjadi lebih parah.
Ganti dengan penghilang nyeri
yang mengandung
acetaminophen.