Jumat, 25 Desember 2009

OSTEOPOROSIS PADA TULANG

Osteoporosis
Osteoporosis merupakan suatu
penyakit tulana yang ditandai
dengan massa tulang yang rendah
dan kerusakan jaringan tulang yang
berakibat pada kerapuhan tulang dan
peningkatan resiko fraktur.
Kategori osteoporosis :
· Osteoporosis post menopause à
terjadi pada wanita setelah memasuki
masa menopause terjadi karena
kekurangan estrogen (hormon utama
pada wanita), yang membantu
mengatur pengangkutan kalsium ke
dalam tulang pada wanita. Biasanya
gejala timbul pada wanita yang
berusia diantara 51-75 tahun, tetapi
bisa mulai muncul lebih cepat ataupun
lebih lambat.
· Osteoporosis terkait usia à terjadi
setelah massa tulang puncak tercapai
sekitar umur 30 an, akibat dari
kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan diantara
kecepatan hancurnya tulang dan
pembentukan tulang yang baru.
· Osteoporosis Sekunder à terjadi
akibat penggunaan obat-obat
tertentu (misal golongan
kortikosteroid, barbiturate, anti
kejang dan hormone tiroid yang
berlebihan) atau tindakan medis
lainnya (gagal ginjal kronis dan
kelainan hormonal (terutama tiroid,
paratiroid dan adrenal).
· Osteoporosis juvenil idiopatik
merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini
terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi
hormon yang normal, kadar vitamin
yang normal dan tidak memiliki
penyebab yang jelas dari rapuhnya
tulang.
Gejala
Gejala umum yang sering terjadi
adalah penurunan tinggi badan,
tulang punggung bengkok ke arah
depan dan ke arah belakang, nyeri
pada tulang atau fraktur.
Penanganan
Penanganan secara non
farmakologi antara lain
mengurangi konsumsi kopi,
menghentikan kebiasaan merokok,
aerobic dan latihan beban
(misalnya berjalan kaki, naik
tangga).
Penanganan secara farmakologi
yaitu :
a. Terapi untuk meningkatkan
kepadatan tulangà kalsium, vitamin D
dan metabolitnya, kalsitonin,
estrogen dan terapi hormonal.
Kalsium dan vitamin D harus
dikonsumsi oleh semua wanita,
terutama yang menderita
osteoporosis untuk mencegah
terjadinya penyerapan tulang yang
berlebihan.
b. Terapi Pembentukan tulang
dengan pemberian hormon paratiroid