Jumat, 25 Desember 2009

RELAKSASI PADA NYERI OTOT SYARAF

OBAT RELAKSAN OTOT
Obat relaksan otot adalah obat yang
digunakan untuk melemaskan otot
rangka atau untuk melumpuhkan
otot. Biasanya digunakan sebelum
operasi untuk mempermudah suatu
operasi atau memasukan suatu alat
ke dalam tubuh.
Obat relaksan otot yang beredar di
Indonesia terbagi dalam dua
kelompok obat yaitu obat pelumpuh
otot dan obat pelemas otot yang
bekerja sentral.
Berikut pembagiannya:
1. Obat pelumpuh otot
Jenis obat pelumpuh otot ini
yang beredar di pasaran
hanya golongan penghambat
transmisi neuromuskular.
Golongan ini terbagi dalam
dua;
a. Obat penghambat
kompetitif
Pancurunium
(Pankuronium),
Vecoronium
(Vekorunium),
Atracurium
(Atrakurium), dan
Rocuronium
(Rokuronium).
Obat penghambat
kompetitif merupakan
aminosteroid non-
depolarisasi.
Sehingga obat
golongan ini tidak
menimbulkan stimulasi
awal pada otot sebelum
otot normal kembali.
Obat pelumpuh otot
golongan ini biasa
digunakan untuk
mempermudah
pemasangan intubasi
endotracheal dan
membuat relaksasi pada
otot rangka sebelum
operasi atau
pemasangan alat bantu
nafas.
Berawal dari penelitian
terhadap racun panah
suku indian, kurare oleh
Claude Bernard yang
menyimpulkan tempat
kerja kurare bukan di
syaraf pusat tetapi di
sambungan saraf -otot.
Dari sintesa kurare
didapatkan zat aktifnya
yaitu d-Tubokurarin.
Dari hasil penelitian
lebih lanjut didapat
Pancuronium yang 5
kali lebih kuat daripada
d-Tubokurari, dengan
efek kardiovaskuler
dan pelepasan histamin
yang lebih rendah.
Vecoronium sama atau
sedikit lebih kuat dari
Pancuronium, dengan
efek kardiovaskuler
yang lebih rendah lagi.
Sedangkan Atracurium
merupakan pelumpuh
otot sintetik dengan
masa kerja sedang.
Potensinya 3-4 kali lebih
rendah daripada
Pancuronium.
b. Obat penghambat
secara depolarisasi
persisten;
succinylcholine
(suksinilkolin).
Berbeda dengan
dengan penghambat
kompetitif,
Succinylcholine
menghambat dengan
cara menimbulkan
depolarisasi persisten
pada lempeng akhir
saraf, karena
Succinylcholine bekerja
sebagai agonis ACh
(Asetilkolin) tetapi tidak
segera dipecah seperti
halnya dengan ACh.
Succinylcholine
mempunyai perbedaan
penting dengan obat
pelumpuh otot yang
lain dalam kecepatan
dan lama kerjanya.
Dengan sifatnya ini,
derajat relaksasi otot
rangka dapat diubah
dalam ½ - 1 menit
setelah pengubahan
kecepatan infus. Setelah
penghentian infus, efek
relaksasi hilang dalam 5
menit.
Semua pelumpuh otot
adalah senyawa
amoniumkuarterner
maka tidak
menimbulkan efek
sentral karena tidak
dapat menembus
sawar darah otak.
2. Obat pelemas otot yang
bekerja sentral
Baclofen (Baklofen) dan
Chlorzoxazone (Klorzoksazon)
a. Baclofen
Baclofen merupakan
agonis reseptor GABA -
ergik, tidak berefek
langsung pada
sambungan saraf-otot,
tetapi mengurangi
transmisi monosinaptik
maupun polisinaptik di
Medula Spinalis. Tempat
kerjanya diduga
presinaptik pada
reseptor GABA-B.
Baclofen mengatasi
sebagian komponen
spasitisitas spinal;
spasme fleksor dan
ektensor yang
involuntier terutama
akibat lesi spinal.
Efektivitas pada
kejang/spasme
sehubungan dengan
Multipel Sklerosis kira-
kira 65 %. Perbaikan
tidak tuntas tetapi
bermakna yaitu
berkurangnya
penderitaan, lebih
mandiri dalam
mengurus diri, kurang
terganggu tidur dan
meningkatnya
kemampuan latihan
fisik.
b. Chlorzoxazone
Chlorzoxazone efektif
untuk mengurangi
gejala nyeri akut otot
rangka bila diberikan
bersamaan dengan
istirahat, terapi fisik dan
tindakan lainnya.
Chlorzoxazone diduga
dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati
berupa ikterus. Gejala
efek samping lainnya
adalah sakit kepala,
gangguan sistem cerna
dan reaksi alergi.
3. Golongan lainnya
Clostridium botulinum toxin,
Tizanidine, dan Epirisone HCl
Clostridium botulinum adalah
bakteri yang menghasilkan
toxin botulin yang digunakan
untuk persiapan operasi
botox, digunakan untuk
melumpuhkan otot tertentu
sehingga menghilangkan
keriput sementara. Juga
digunakan untuk mengobati
rasa nyeri yang parah di wajah
yang disebabkan oleh
Trigeminal Neuralgia.
Eperisone bekerja dengan
merelaksasi kedua otot rangka
maupun otot halus vaskuler,
dan menyebabkan beberapa
efek seperti mereduksi
myotonia, meningkatkan
sirkulasi darah dan menekan
refleks rasa sakit.
Eperisone mencegah lingkaran
setan myotonia dengan
mengurangi rasa sakit, iskemia
dan hipertonia pada otot
rangka, juga menghilangkan
kekakuan dan kejang, dan
memperbaiki gerakan otot.
Eperisone juga memperbaiki
rasa pusing dan tinitus (kuping
berdenging) yang
berhubungan dengan
kerusakan cerebovaskuler
atau cervical spondylosis.
Eperisone relatif kurang
menyebabkan sedasi
dibanding obat pelemas otot
lainnya. Eperisone juga
memperbaiki gerakan otot
yang berlebihan pada otot
atas dan bawah tanpa
menghilangkan kekuatan otot.
Tizanidine adalah relaksan otot
digunakan untuk membantu
relaksasi pada otot tertentu
pada tubuh. Tizanidine
mengobati kejang dan
memperbaiki gerakan otot
yang disebabkan masalah
medis seperti Multiple Sclerosis
atau cedera tulang belakang.
Tizanidine adalah relaksan otot
dengan aksi cepat yang
bekerja dengan menghambat
sinyal saraf tertentu pada
simpul di otak (Agonis alfa
adrenergik)