Jumat, 25 Desember 2009

BATU GINJAL ''PHARMACY APOTEKER''

BATU GINJAL
Batu ginjal adalah suatu keadaan
terdapat satu atau lebih batu di dalam
pelvis atau calyces dari ginjal atau di
dalam saluran ureter. Pembentukan
batu ginjal dapat terjadi di bagian
mana saja dari saluran kencing, tetapi
biasanya terbentuk pada dua bagian
terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu
ginjal (renal pelvis) dan calix renalis.
Batu dapat terbentuk dari kalsium,
fosfat, atau kombinasi asam urat
yang biasanya larut di dalam urine.
Batu urin saluran kemih adalah
timbunan keras zat padat yang
membantu di saluran pembuangan air
seni. Sekitar 10% batu ginjal berasal
dari masalah metabolisme dimana
diperkirakan bahwa kelebihan asam
urat dalam urin, tingkat kalsium yang
tinggi dalam darah atau penyerapan
garam dari asam oksalat di usus yang
berlebihan dapat menyebabkan
terbentuknya batu ginjal. Protein
juga bisa berperan dalam
pembentukan batu urin dengan
meningkatkan keasaman air seni dan
meningkatkan pengeluaran air seni
yang mengandung asam urat, fosfor
dan kalsium.
Pada pasien dengan penyakit batu,
lebih dari 1 dari 3 mekanisme umum
cenderung menjadi aktif. Ini meliputi :
1
kemungkinan keberadaan atau
kelebihan zat yang mempengaruhi
terbentuknya kristal atau
pembentukan batu kristal
2
kemungkinan kekurangan zat untuk
menghalangi pembentukan kristal.
3
kemungkinan pengeluaran berlebihan
atau konsentrasi garam dalam air seni
yang mengarah pada kejenuhan dari
kristal garam. Semakin besar tingkat
kejenuhan, semakin besar tingkat
perkembangan kristalnya.
Batu ginjal bervariasi ukurannya,
dapat bersifat tunggal atau ganda.
Batu-batu tinggal dalam pasu ginjal
atau dapat masuk ke dalam ureter
dan dapat merusak jaringan ginjal.
Batu yang besar akan merusak
jaringan dengan tekanan atau
mengakibatkan obstruksi, sehingga
terjadi aliran kembali cairan.
Kebanyakan batu ginjal dapat terjadi
berulang-ulang. Batu ginjal dijumpai
pada 1 dari 1.000 orang, biasanya
lebih banyak dijumpai pada pria
(berumur 30-50 tahun) ketimbang
wanita. Juga banyak dijumpai di
daerah tertentu. Walaupun secara
pasti tidak diketahui penyebab batu
ginjal, kemungkinannya adalah bila
urine menjadi terlalu pekat dan zat-
zat yang ada di dalam urine
membentuk kristal batu. Penyebab
lain adalah infeksi, adanya obstruksi,
kelebihan sekresi hormon paratiroid,
asidosis pada tubulus ginjal,
peningkatan kadar asam urat
(biasanya bersamaan dengan radang
persendian), kerusakan metabolisme
dari beberapa jenis bahan di dalam
tubuh, terlalu banyak
mempergunakan vitamin D atau
terlalu banyak memakan kalsium.
Gejala
Walaupun besar dan lokasi batu
bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh
obsruksi merupakan gejala utama.
Batu yang besar dengan permukaan
kasar yang masuk ke dalam ureter
akan menambah frekuensi dan
memaksa kontraksi ureter secara
otomatis. Rasa sakit dimulai dari
pinggang bawah menuju ke pinggul,
kemudian ke alat kelamin luar.
Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan
rasa sakit yang luar biasa merupakan
puncak dari kesakitan. Apabila batu
berada di pasu ginjal dan di calix, rasa
sakit menetap dan kurang
intensitasnya. Sakit pinggang terjadi
bila batu yang mengadakan
obstruksi berada di dalam ginjal.
Sedangkan, rasa sakit yang parah
pada bagian perut terjadi bila batu
telah pindah ke bagian ureter. Mual
dan muntah selalu mengikuti rasa
sakit yang berat. Penderita batu ginjal
kadang-kadang juga mengalami
panas, kedinginan, adanya darah di
dalam urin bila batu melukai ureter,
distensi perut, nanah dalam urine.
Jenis-jenis batu ginjal
Batu yang paling umum adalah
struvite (magnesium ammonium
phosphate), calcium oxalate, urate,
cystine dan silika.
Perawatan
Tujuan keseluruhan perawatan dari
batu ginjal adalah
1
untuk mencegah kerusakan ginjal,
yang dapat mengakibatkan rusaknya
parenkim ginjal.
2
Mengurangi rasa sakit (nyeri). Bisa
diberikan obat-obat golongan
analgesic-anti inflamsi non steroid.
Misalnya : ketorolak, ibuprofen, asam
mefenamat.
3
Meluruhkan atau mengurangi batu.
4
Mencegah terbentuknya batu baru.
Terapi medis tergantung pada jenis
batu yang dihasilkan. Individu
dengan hiperkalsiuria yang
disebabkan oleh pengendapan kapur
dapat diterapi dengan diuretika
golongan thiazid, seperti
hidroklortiazid. Adanya infeksi perlu
penanganan dengan antibiotika yang
sesuai. Intervensi bedah mungkin
diperlukan jika batu yang diproduksi
terlalu tinggi dan menyebabkan
sumbatan, terapi antibiotic tidak
cukup menghilangkan infeksi, atau
setelah infeksi untuk menghilangkan
potongan-potongan batu. Batu asam
urat dari air seni memerlukan
alkalinization dengan sodium
bikarbonat atau kalium sitrat dibagi
dalam 4 dosis. Tingkat pH urin harus
dipertahankan pada pH 7,5 atau lebih.
Asam urat lebih larut dalam basa
daripada urin yang asam. Allopurinol
diindikasikan pada individu dengan
batu urat dimana produksi asam urat
melebihi normal.

ANTARA HIPERTENSI DAN HIPOTENSI DALAM TEKANAN DARAH

HIPERTENSI
Hipertensi juga disebut sebagai
tekanan darah tinggi (HTN atau HPN)
adalah suatu kondisi medis di mana
tekanan darah tinggi yang
berkesinambungan atau menurut
JNC-7 (Joint National Comitte)
hipertensi adalah kenaikan tekanan
darah arteri yang tetap.
Dalam penggunaan saat ini, kata
"hipertensi" biasanya merujuk ke
sistemik (hipertensi arterial).
Sedangkan jenis lain adalah
pulmonary hipertensi yang
melibatkan sirkulasi paru-paru.
.
Klasifikasi Tekanan Darah (Menurut
JNC-7)
Klasifikasi
SISTOL (mmHg)
DIASTOL (mmHg)
Normal
Prehipertensi
Stage 1 hipertensi
Stage 2 hipertensi
<120 dan
120-139 atau
140-159 atau
≥ 160 atau
<80
80-89
90-99
≥ 100
Bila tekanan darah sisitol ≥140 mmHg
dan tekanan darah diastol <90 mmHg
dinamakan Isolated systole
hipertension
Patofisiologi Hipertensi
a. Hipertensi esensial (Hipetensi
primer) bersifat idiopatik yang
belum jelaspenyebabnya.
Dipengaruhi usia, kelamin,
merokok, kolesterol, berat
badan.
b. Hipertensi sekunder.
Dipengaruhi oleh obat,
penyakit ginjal, penyakit
endokrin (diabetes melitus,
tiroid, Cushing).
Gejala:
Kebanyakan tidak menunjukkan
gejala (asymptomatic)
Tanda-tanda klinik Hipertensi
Pusing paroksimal
Berkeringat
Takikardia
Palpitasi
Faktor Resiko Hipertensi:
- Merokok
- Obesitas (BMI ≥ 30)
- Immobilitas (kurang gerak)
- Dislipidemia (kadar lemak/kolesterol
dalam darah yang tinggi)
- Diabetes melitus
- Mikroalbuminuria (terdapat albumin
dalam urin) atau perkiraan GFR <60 ml/
menit
- Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65
tahun untuk perempuan)
- Riwayat keluarga
Terapi Hipertensi:
a. Terapi non farmakologi
Bagi yang obesitas,
turunkan berat badan
Diet garam (< 2.4 g/hari)
Kurangi konsumsi lemak
Tidak merokok, kurangi
kopi, alkohol
Istirahat cukup
Olahraga teratur
b. Terapi Farmakologi
Obat yang bisa digunakan antara lain:
o Golongan ACE-1 (Angiotensin
Converting Enzyme Inhibitor)
Obat-obat golongan ini bekerja
menghambat perubahan Angiotensin
I
(AT I) menjadi Angiotensin II (AT II)
yang merupakan vasokonstriktor
kuat. Obat-obat golongan ini seperti
captopril,lisinopril, enalapril dll
o Golongan ACE-2 (ARB= Angiotensin
Reseptor Blocker)
Golongan obat ini bekerja mengeblok
reseptor Angiotensin II (AT II)
subtipe ATI. Golongan obat-obat ini
seperti losartan, irbesartan dll.
o Alfa-1 bloker
Obat golongan ini bekerja mengeblok
reseptor α1 yang mengakibatkan
vasodilatasi. Obat-obat golongan ini
seperti prazosin, terazosin,
doxazosin dll.
o Beta bloker (mengeblok reseptor β)
Obat-obat golongan ini seperti:
propranolol, atenolol, metaprolol dll.
o Ca channel bloker
Bekerja menghambat masuknya
calsium ke otot pembuluh darah,
obat-obatnya seperti : diltiazem,
nifedipin, verapamil, amlodipin dll.
o Diuretik
Obat-obat diuretik bekerja dengan
menurunkan reabsorbsi elektrolit di
tubulus dan meningkatkan ekskresi
air dan NaCl. -
Golongan diuretik antara lain: HCT
(Hidroklorotiazid), spironolakton,
furosemid dll

OSTEOPOROSIS PADA TULANG

Osteoporosis
Osteoporosis merupakan suatu
penyakit tulana yang ditandai
dengan massa tulang yang rendah
dan kerusakan jaringan tulang yang
berakibat pada kerapuhan tulang dan
peningkatan resiko fraktur.
Kategori osteoporosis :
· Osteoporosis post menopause à
terjadi pada wanita setelah memasuki
masa menopause terjadi karena
kekurangan estrogen (hormon utama
pada wanita), yang membantu
mengatur pengangkutan kalsium ke
dalam tulang pada wanita. Biasanya
gejala timbul pada wanita yang
berusia diantara 51-75 tahun, tetapi
bisa mulai muncul lebih cepat ataupun
lebih lambat.
· Osteoporosis terkait usia à terjadi
setelah massa tulang puncak tercapai
sekitar umur 30 an, akibat dari
kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan diantara
kecepatan hancurnya tulang dan
pembentukan tulang yang baru.
· Osteoporosis Sekunder à terjadi
akibat penggunaan obat-obat
tertentu (misal golongan
kortikosteroid, barbiturate, anti
kejang dan hormone tiroid yang
berlebihan) atau tindakan medis
lainnya (gagal ginjal kronis dan
kelainan hormonal (terutama tiroid,
paratiroid dan adrenal).
· Osteoporosis juvenil idiopatik
merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini
terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi
hormon yang normal, kadar vitamin
yang normal dan tidak memiliki
penyebab yang jelas dari rapuhnya
tulang.
Gejala
Gejala umum yang sering terjadi
adalah penurunan tinggi badan,
tulang punggung bengkok ke arah
depan dan ke arah belakang, nyeri
pada tulang atau fraktur.
Penanganan
Penanganan secara non
farmakologi antara lain
mengurangi konsumsi kopi,
menghentikan kebiasaan merokok,
aerobic dan latihan beban
(misalnya berjalan kaki, naik
tangga).
Penanganan secara farmakologi
yaitu :
a. Terapi untuk meningkatkan
kepadatan tulangà kalsium, vitamin D
dan metabolitnya, kalsitonin,
estrogen dan terapi hormonal.
Kalsium dan vitamin D harus
dikonsumsi oleh semua wanita,
terutama yang menderita
osteoporosis untuk mencegah
terjadinya penyerapan tulang yang
berlebihan.
b. Terapi Pembentukan tulang
dengan pemberian hormon paratiroid

JERAWAT ATAU ACNE PADA KULIT

JERAWAT (ACNE)
Acne atau jerawat adalah kondisi kulit
yang tidak normal disebabkan
gangguan dari kelenjar minyak
(sebaceous gland) yang berlebihan.
Pengeluaran kelenjar minyak yang
berlebihan ini atau sebaceous gland
akan menyebabkan penyumbatan
pada saluran folikel rambut dan pada
pori-pori kulit. Seringkali Jerawat akan
menyebabkan kulit membengkak dan
menjadi kemerah-merahan. Radang
pada kulit ini disebabkan oleh
pengeluaran yang berlebihan oleh
kelenjar minyak pada kulit atau
sebum yang kemudian menyumbat
saluran kelenjar dan membentuk
komedo (whiteheads) dan
seborhoea.Kalau penyumbatan yang
disebabkan oleh kelenjar minyak kulit
ini semakin membesar maka komedo
akan terbukan (blackheads) dan ini
mudah dijankiti bakteria.
Daerah yang mudah terkena jerawat
ialah di muka, dada, punggung dan
tubuh bagian atas lengan.
Munculnya jerawat sering terjadi
pada masa pubertas antara usia 14-19
tahun yang disebabkan oleh
perubahan hormon pada remaja.
Deteksi jerawat sejak dini sangat sulit
sebab sebelum masa pubertas kulit
anak akan mengalami pengelupasan
tiga minggu sekali. Sedangkan ketika
remaja, kulit mengelupas empat
minggu sekali.
*PENYEBAB JERAWAT
Penyebab sebenarnya mengapa
seseorang mempunyai jerawat dan
yang lain tidak punya masih belum
diketahui secara menyeluruh.
Beberapa faktor yang menyebabkan
jerawat ialah:
* Stres
* Keturunan dari orangtua
* Aktivitas hormon : Salah satu
faktor penting yang menyebabkan
timbulnya jerawat adalah
meningkatnya produksi hormon
testosteron, yang dimiliki oleh tubuh
pria maupun wanita. Hormon
testosteron yang terdapat dalam
tubuh pria maupun wanita memicu
timbulnya jerawat dengan
merangsang kelenjar minyak
(sebaceous gland) untuk
memproduksi minyak kulit (sebum)
secara berlebihan.
* Kelenjar minyak yang hiperaktif
* Bakteri di pori-pori kulit
* Iritasi kulit atau karena garukan
* Anabolic steroid
* Pil pengontrol kelahiran / pil KB,
namun banyak wanita mengalami
penurunan munculnya jerawat
semasa pemakaian pil
* Berada dalam lingkungan dengan
kadar chlorine yang tinggi, terutama
chlorinated dioxins, yang
menyebabkan jerawat serius yang
disebut Chloracne
PENGOBATAN UNTUK JERAWAT
OBAT-OBAT TOPICAL
1. Benzoil peroxide
benzoil peroxide merupakan
antimikroba yang efektif untuk jenis
jerawat ringan sampai sedang.
Diberikan sehari 1 – 2 kali secara
topical (pemakaian luar).
2. Asam azelaic
sebagai antimikroba untuk acne
vulgaris.
3. Klindamisin
Klindamisin dalam bentuk cair, gel,
krim atau oral efektif untuk jerawat
dengan peradangan. Memiliki efek
antibakteri yang efektif terhadap
kuman Propionibacterium acnes,
sehingga sesuai dengan indikasinya
untuk pengobatan jerawat.
4. Tretinoin
tretinoin adalah asam vitamin A yang
digunakan untuk pengobatan
jerawat dengan komedo tertutup
atau terbuka. Tetapi pasien perlu hati-
hati karena menimbulkan kemerahan
dan pengelupasan kulit pada awal
terapi. Tersedia dalam bentuk topical
ataupun oral.
5. Asam salisilat, Resorsinol dan
Sulfur.
Asamsalisilat, resorsinol dan sulfur
adalah keratolitik dan mempunyai
daya antiseptik. Kombinasi ketiga
obat ini sangat sinergis untuk
pengobatan jerawat.
OBAT-OBAT ORAL
• ANTIBIOTIKA ORAL
Antibiotika oral efektif dan relative
aman untuk jerawat dengan
peradangan.
 Tetrasiklin dan derivatnya,
klindamisin, eritromisin dan
trimetoprim-sulfametoksasol
mengurangi persentase asam lemak
bebas di permukaan kulit yang
berlemak dan menurunkan jumlah
bakteri P. acnes
• KONTRASEPSI ORAL
Ortho Tri cyclen telah disetujui oleh
FDA untuk jerawat yang tidak
menghasilkan respon dengan
pemakaian obat topical. Produk
trifasik yang mengandung etinil
estradiol 0,035 mg, dan meningkatkan
dosis norestimate, 0.180, 0.215, 0.250
mg. kombinasi tersebut
meningkatkan sex hormone-binding
globulin (SHBG)
• ISOTRETINOIN
Isotretinoin menurunkan produksi
sebum dan menghambat
peradangan.
Beberapa cara mencegah jerawat :
1. Rajin mencuci muka. Tapi janganasal
cuci muka. Basuh juga bagian leher
dan jidat setidaknya 2 kali seminggu.
Pijat wajah Anda dengan gerakan
memutar dan basuh menggunakan
air hangat.
2. Tambahkan juga obat jerawat.
Anda mungkin harus mencoba
beberapa macam obat sebelum
akhirnya menemukan produk yang
cocok dengan kulit wajah. Biasanya
produk ini dipasarkan dengan
kemasan dan harga yang berfariasi.
Ingat! Mahal tak menjamin produk
tersebut cocok dan bisa mengatasi
masalah jerawat Anda.
3. Berhati-hati dengan penggunaan
produk kecantikan. Hanya gunakan
make-up, pelembab atau tabir
matahari hanya yang tanpa minyak.
Biasanya jika tertulis “nonacnegenic”
atau “noncomedogenic” di label
keterangan, produk tersebut lebih
baik.
4. Saat mengenakan produk untuk
rambut, usahakan jangan sampai
kena ke wajah. Tutupi wajah Anda
dengan handuk saat menggunakan
minyak rambut, hairspray atau
mousse. Setelah selesai mandi, jangan
lupa kembali bilas wajah Anda untuk
menghilangkan kemungkinan bekas
shampo atau conditioner tertinggal di
wajah.
5. Jangan sampai keringat, bakteri dan
kotoran menempel di wajah. ikat
rambut anda saat panas dan hindari
memakai topi dan kaca mata.
6. Sebaiknya Anda coba temui dokter
ahli. kulit jika jerawat Anda mulai
mempengaruhi percaya diri Anda.
Dokter bisa memberikan saran obat
terbaik dan bagaimana pemakaian
paling efektik.
7. Ubah pola diet Anda. Makan coklat,
permen dan makanan berminyak
dapat merubah gestur kulit Anda.
Batasi asupan junk food, dapatkan
lebih banyak vitamin dan ganti
lifestyle Anda agar lebih sehat. tidur
yang teratur, dan jangan biarkan
tubuh kekurangan cairan.
ANJURAN UNTUK PASIEN
* Jerawat tidak mencerminkan
bahwa seseorang kurang menjaga
kebersihan
* Cuci muka tidak perlu terlalu sering
dilakukan, cukup 2 kali sehari dengan
memakai sabun (bukan antiseptik).
*Jangan biarkan rambut menutupi
daerah wajah. rambut, terutama
yang ktest apaotor, dapat
memperburuk kondisi pori-pori yang
tersumbat.
* Gunakan kometik yang berbahan
dasar air.
* Pengobatan tidak membuat akne
hilang tetapi dapat membantu
mencegah kambuhnya
akne.pengobatan membutuhkan
waktu selama 1-2 minggu
* Hindari tindakan memencet atau
memecahkan jerawat karena dapat
meninggalkan bekas berupa jaringan
parut pada kulit.
* Pemaparan ringan terhadap sinar
matahari mungkin bermanfaat, tetapi
gunakan krim tabir surya non-
minyak dan hindari kondisi banyak
berkeringat.
* Asupan gizi seimbang juga
bermanfaat membantu menjaga
kesehatan kulit.
* Usahakan untuk tetap rileks. Stress
diketahui merupakan salah satu
factor penyebab timbulnya jerawat.

ANTARA XENICAL DAN APISETE DALAM PENATALAKSANAAN BERAT BADAN ATAU OBISITAS

Apisate® Tablet
(Anti-obesitas)
KOMPOSISI :
Tiap tablet Apisate yang berlapis 2
mengandung :
Dietilpropion hidroklorida
75 mg
Tiamina hidroklorida
5 mg
Nikotinamida
30 mg
Piridoksina hidroklorida
2 mg
Ribotlavina
4 mg
PEMERIAN :
Anorektika dietilpropion diformulasi
dalam pengisi khusus yang
mengontrol pelepasannya selama
waktu tidak tidur. Dietilpropion
menekan nafsu makan dan vitamin B
kompleknya mencegah terhadap
defisiensi vitamin B yang mungkin
dapat terjadi karena diet berkalori
rendah yang lama.
INDIKASI :
Apisate digunakan untuk mengontrol
obesitas karena sebab-sebab
eksogen, sebagai tambahan singkat
(beberapa minggu) dalam penurunan
berat badan berdasarkan
pembatasan kalori. Penggunaan
terbatas dari obat-obat golongan ini
harus dipertimbangkan terhadap
faktor-faktor risiko yang
berhubungan pada penggunaannya.
DOSIS :
Satu tablet ditelan utuh setiap hari
pada waktu pagi . Kasus-kasus yang
resisten, dapat menelan satu tablet
sebelum makan pagi dan satu pada
awal sore. Apisate tidak dianjurkan
untuk diberikan pada anak dibawah
usia 12 tahun.
OVER DOSIS :
Tanda-tanda overdosts akut,
termasuk ketidak tenangan, tremor,
hiperrefleksia, pernapasan cepat,
kebingungan, agresif, halusinasi,
keadaan panik. Kelelahan dan depresi
biasanya menyertai stimulasi pusat.
Efek kardiovaskular termasuk aritmia,
hipertensi, atau hipotensi dan
collapse sirkulasi. Gejala-gejala
lambung. usus seperti nausea,
muntah-muntah, diarea dan kejang-
kejang abdomen. Overdosis karena
senyawa yang farmakologik sejenis
telah menyebabkan keracunan fatal,
biasa berakhir dengan kejang
(konvulsi) dan koma. Cara mengatasi
intoksikasi Apisate akut sebagian
besar adalah simptomatik dan
termasuk pengurasan lambung dan
sedasi dengan suatu barbiturat.
Pengalaman dengan hemodialisa atau
dialisa peritoneal tidak cukup untuk
dianjurkan dalam hal ini. Phentolamine
(Regitine*) I.V. telah dianjurkan,
dengan dasar farmakologik untuk
kemungkinan terjadinya hipertensi
akut yang hebat, bila hal ini
mempersulit overdosis Apisate.
KONTRA INDIKASI :
Apisate adalah kontraindikasi dalam
kasus-kasus arteriosklerosis lanjut,
hiperthiroidisme, hipersensitivitas
atau idiosinkrasi yang diketahui
terhadap amina simpatomimetika
atau Iain-Iain zat aktif (vitamin B
komplek), glaukoma, keadaan agitasi,
pasien yang mempunyai riwayat
penyalahgunaan obat selama atau
dalam waktu 14 hari setelah
penggunaan penghambat monoamin
oksidase (dapat terjadi krisis
hipertensi).
PERINGATAN :
Jika terjadi toleransi, jangan
melampaui dosis yang dianjurkan
dalam usaha memperbesar
khasiatnya. Sebaiknya penggunaan
obat dihentikan. Apisate dapat
merugikan kesanggupan kerja pasien
dalam aktivitas-aktivitas berbahaya
seperti menjalankan mesin atau
mengendarai kendaraan bermotor,
karena itu pasien harus diberi
peringatan seperlunya.
Ketergantungan pada obat :
Apisate mempunyai beberapa
persamaan kimia dan farmakologik
dengan amfetamin dan Iain-Iain obat
stimulant sejenis yang telah sering
kali disalahgunakan. Kadang-kadang
ada laporan bahwa orang yang
tergantung pada
amfetamin,kemudian secara kronis
menyalahgunakan dietilpropion.
Kemungkinan penyalahgunaan harus
diingat bila menilai keinginan untuk
memakai obat sebagai bagian dari
program pengurangan berat badan .
Penyalahgunaan amfetamin dan
obat-obat sejenis dapat dihubungkan
dengan bermacam-macam derajat
ketergantungan psikologis dan
ketidakadaan fungsi sosial, yang
dalam hal obat-obat tertentu dapat
gawat. Ada laporan-laporan pasien
telah memperbesar dosis sampai
beberapa kali yang dianjurkan.
Penghentian tiba-tiba setelah
penggunaan dosis tinggi yang lama
menyebabkan kelesuan yang hebat
dan depresi mental; perubahan-
perubahan juga terlihat pada EEG
tidur. Tanda-tanda intoksikasi kronis
dengan obat-obat anorexia termasuk
dermatosis yang hebat, insomnia
nyata mudah marah, hiperaktif dan
perubahan kepribadian. Tanda yang
paling hebat dari intoksikasi kronis
adalah psichosis yang secara klinis
tak dapat dibedakan dari skizofrenia.
Penggunaan dalam kehamilan :
Walaupun pengamatan reproduktif
pada tikus dan manusia tidak
menunjukkan efek yang
bertentangan, penggunaan Apisate
oleh wanita hamil atau dapat menjadi
hamil dibutuhkan pertimbangan
antara keuntunqan dan risiko yang
dapat terjadi.
Penggunaan pada anak-anak :
Apisate tidak dianjurkan untuk
digunakan pada anak-anak dibawah
usia 12 tahun.
PERHATIAN :
Harus diperhatikan dalam pemberian
Apisate pada pasien hipertensi atau
penyakit kardiovaskular
simptomatik, termasuk aritmia,
Apisate tidak boleh diberikan kepada
pasien dengan hipertensi berat.
Kebutuhan insulin pada diabetes
meilitus dapat diubah sehubungan
dengan penggunaan Apisate dan
program diet yang bersamaan
Apisate dapat mengurangi efek
hipotensif dari guanethidine . Jumlah
terkecil yang dapat diberikan harus
ditulis atau pada suatusaat untuk
mengurangi kemungkinan dosis
berlebih, Laporan-laporan
menyatakan bahwa Apisate dapat
menambah kejang-kejang (konvulsi)
pada beberapa penderita epilepsi.
Karenanya penderita epilepsi yang
mendapat Apisate harus diawasi
dengan hati-hati. Penggunaan dosis
atau penghentian Apisate mungkin
diperlukan.
REAKSI-REAKSI TAK DIKEHENDAKI :
Dalam penggunaan klinik yang benar
Apisate dapat diterima dengan baik
Tetapi sejumlah reaksi tak
dikehendaki telah muncul dalam
literatur dietilpropion diantaranya:
Kardiovaskular: Palpitasi, takikardia,
naiknyatekanan darah, nyeri
prekardial Aritmia. Suatu laporan
publikasi menguraikan perubahan-
perubahan gelombang T pada EKG
dan seorang pna sehat setelah makan
dietilpropion hidroklorida. Susunan
syaraf pusat: Overstimulasi,
kegugupan, ketidaktenangan, pening
sangat gugup, insomnia, gelisah,
eforia, depresi, disforia, tremor,
midriasis, lesu malaise sakit kepala,
episode psikotik jarang terjadi pada
dosis yang dianjurkan Pada beberapa
penderita epileptik telah dilaporkan
episode konvulsi yang bertambah
Saluran cerna ( didalam perut): Mulut
kering, rasa tak enak, nausea, muntah
rasa tidak enak di abdomen, diarea,
konstipasi, Iain-Iain gangguan
saluran cerna Allergik: urtikaria, kulit
merah, ekimosis, eritema, Endokrin :
Impotensi, perubahan libido,
ginekomastia, kekacauan haid. Sistim
hematopoitik: Depresi sumsum
tulang, agranulositosis, leukopenia
Macam-macam : bermacam-macam
reaksi tak dikehendaki telah
dilaporkan oleh dokter-dokter. Ini
termasuk keluhan-keluhan seperti
dispnea, rambut rontok nyeri otot
disuna, bertambahnya keringat dan
poliuria.

RELAKSASI PADA NYERI OTOT SYARAF

OBAT RELAKSAN OTOT
Obat relaksan otot adalah obat yang
digunakan untuk melemaskan otot
rangka atau untuk melumpuhkan
otot. Biasanya digunakan sebelum
operasi untuk mempermudah suatu
operasi atau memasukan suatu alat
ke dalam tubuh.
Obat relaksan otot yang beredar di
Indonesia terbagi dalam dua
kelompok obat yaitu obat pelumpuh
otot dan obat pelemas otot yang
bekerja sentral.
Berikut pembagiannya:
1. Obat pelumpuh otot
Jenis obat pelumpuh otot ini
yang beredar di pasaran
hanya golongan penghambat
transmisi neuromuskular.
Golongan ini terbagi dalam
dua;
a. Obat penghambat
kompetitif
Pancurunium
(Pankuronium),
Vecoronium
(Vekorunium),
Atracurium
(Atrakurium), dan
Rocuronium
(Rokuronium).
Obat penghambat
kompetitif merupakan
aminosteroid non-
depolarisasi.
Sehingga obat
golongan ini tidak
menimbulkan stimulasi
awal pada otot sebelum
otot normal kembali.
Obat pelumpuh otot
golongan ini biasa
digunakan untuk
mempermudah
pemasangan intubasi
endotracheal dan
membuat relaksasi pada
otot rangka sebelum
operasi atau
pemasangan alat bantu
nafas.
Berawal dari penelitian
terhadap racun panah
suku indian, kurare oleh
Claude Bernard yang
menyimpulkan tempat
kerja kurare bukan di
syaraf pusat tetapi di
sambungan saraf -otot.
Dari sintesa kurare
didapatkan zat aktifnya
yaitu d-Tubokurarin.
Dari hasil penelitian
lebih lanjut didapat
Pancuronium yang 5
kali lebih kuat daripada
d-Tubokurari, dengan
efek kardiovaskuler
dan pelepasan histamin
yang lebih rendah.
Vecoronium sama atau
sedikit lebih kuat dari
Pancuronium, dengan
efek kardiovaskuler
yang lebih rendah lagi.
Sedangkan Atracurium
merupakan pelumpuh
otot sintetik dengan
masa kerja sedang.
Potensinya 3-4 kali lebih
rendah daripada
Pancuronium.
b. Obat penghambat
secara depolarisasi
persisten;
succinylcholine
(suksinilkolin).
Berbeda dengan
dengan penghambat
kompetitif,
Succinylcholine
menghambat dengan
cara menimbulkan
depolarisasi persisten
pada lempeng akhir
saraf, karena
Succinylcholine bekerja
sebagai agonis ACh
(Asetilkolin) tetapi tidak
segera dipecah seperti
halnya dengan ACh.
Succinylcholine
mempunyai perbedaan
penting dengan obat
pelumpuh otot yang
lain dalam kecepatan
dan lama kerjanya.
Dengan sifatnya ini,
derajat relaksasi otot
rangka dapat diubah
dalam ½ - 1 menit
setelah pengubahan
kecepatan infus. Setelah
penghentian infus, efek
relaksasi hilang dalam 5
menit.
Semua pelumpuh otot
adalah senyawa
amoniumkuarterner
maka tidak
menimbulkan efek
sentral karena tidak
dapat menembus
sawar darah otak.
2. Obat pelemas otot yang
bekerja sentral
Baclofen (Baklofen) dan
Chlorzoxazone (Klorzoksazon)
a. Baclofen
Baclofen merupakan
agonis reseptor GABA -
ergik, tidak berefek
langsung pada
sambungan saraf-otot,
tetapi mengurangi
transmisi monosinaptik
maupun polisinaptik di
Medula Spinalis. Tempat
kerjanya diduga
presinaptik pada
reseptor GABA-B.
Baclofen mengatasi
sebagian komponen
spasitisitas spinal;
spasme fleksor dan
ektensor yang
involuntier terutama
akibat lesi spinal.
Efektivitas pada
kejang/spasme
sehubungan dengan
Multipel Sklerosis kira-
kira 65 %. Perbaikan
tidak tuntas tetapi
bermakna yaitu
berkurangnya
penderitaan, lebih
mandiri dalam
mengurus diri, kurang
terganggu tidur dan
meningkatnya
kemampuan latihan
fisik.
b. Chlorzoxazone
Chlorzoxazone efektif
untuk mengurangi
gejala nyeri akut otot
rangka bila diberikan
bersamaan dengan
istirahat, terapi fisik dan
tindakan lainnya.
Chlorzoxazone diduga
dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati
berupa ikterus. Gejala
efek samping lainnya
adalah sakit kepala,
gangguan sistem cerna
dan reaksi alergi.
3. Golongan lainnya
Clostridium botulinum toxin,
Tizanidine, dan Epirisone HCl
Clostridium botulinum adalah
bakteri yang menghasilkan
toxin botulin yang digunakan
untuk persiapan operasi
botox, digunakan untuk
melumpuhkan otot tertentu
sehingga menghilangkan
keriput sementara. Juga
digunakan untuk mengobati
rasa nyeri yang parah di wajah
yang disebabkan oleh
Trigeminal Neuralgia.
Eperisone bekerja dengan
merelaksasi kedua otot rangka
maupun otot halus vaskuler,
dan menyebabkan beberapa
efek seperti mereduksi
myotonia, meningkatkan
sirkulasi darah dan menekan
refleks rasa sakit.
Eperisone mencegah lingkaran
setan myotonia dengan
mengurangi rasa sakit, iskemia
dan hipertonia pada otot
rangka, juga menghilangkan
kekakuan dan kejang, dan
memperbaiki gerakan otot.
Eperisone juga memperbaiki
rasa pusing dan tinitus (kuping
berdenging) yang
berhubungan dengan
kerusakan cerebovaskuler
atau cervical spondylosis.
Eperisone relatif kurang
menyebabkan sedasi
dibanding obat pelemas otot
lainnya. Eperisone juga
memperbaiki gerakan otot
yang berlebihan pada otot
atas dan bawah tanpa
menghilangkan kekuatan otot.
Tizanidine adalah relaksan otot
digunakan untuk membantu
relaksasi pada otot tertentu
pada tubuh. Tizanidine
mengobati kejang dan
memperbaiki gerakan otot
yang disebabkan masalah
medis seperti Multiple Sclerosis
atau cedera tulang belakang.
Tizanidine adalah relaksan otot
dengan aksi cepat yang
bekerja dengan menghambat
sinyal saraf tertentu pada
simpul di otak (Agonis alfa
adrenergik)

RELAKSASI PADA NYERI OTOT SYARAF

OBAT RELAKSAN OTOT
Obat relaksan otot adalah obat yang
digunakan untuk melemaskan otot
rangka atau untuk melumpuhkan
otot. Biasanya digunakan sebelum
operasi untuk mempermudah suatu
operasi atau memasukan suatu alat
ke dalam tubuh.
Obat relaksan otot yang beredar di
Indonesia terbagi dalam dua
kelompok obat yaitu obat pelumpuh
otot dan obat pelemas otot yang
bekerja sentral.
Berikut pembagiannya:
1. Obat pelumpuh otot
Jenis obat pelumpuh otot ini
yang beredar di pasaran
hanya golongan penghambat
transmisi neuromuskular.
Golongan ini terbagi dalam
dua;
a. Obat penghambat
kompetitif
Pancurunium
(Pankuronium),
Vecoronium
(Vekorunium),
Atracurium
(Atrakurium), dan
Rocuronium
(Rokuronium).
Obat penghambat
kompetitif merupakan
aminosteroid non-
depolarisasi.
Sehingga obat
golongan ini tidak
menimbulkan stimulasi
awal pada otot sebelum
otot normal kembali.
Obat pelumpuh otot
golongan ini biasa
digunakan untuk
mempermudah
pemasangan intubasi
endotracheal dan
membuat relaksasi pada
otot rangka sebelum
operasi atau
pemasangan alat bantu
nafas.
Berawal dari penelitian
terhadap racun panah
suku indian, kurare oleh
Claude Bernard yang
menyimpulkan tempat
kerja kurare bukan di
syaraf pusat tetapi di
sambungan saraf -otot.
Dari sintesa kurare
didapatkan zat aktifnya
yaitu d-Tubokurarin.
Dari hasil penelitian
lebih lanjut didapat
Pancuronium yang 5
kali lebih kuat daripada
d-Tubokurari, dengan
efek kardiovaskuler
dan pelepasan histamin
yang lebih rendah.
Vecoronium sama atau
sedikit lebih kuat dari
Pancuronium, dengan
efek kardiovaskuler
yang lebih rendah lagi.
Sedangkan Atracurium
merupakan pelumpuh
otot sintetik dengan
masa kerja sedang.
Potensinya 3-4 kali lebih
rendah daripada
Pancuronium.
b. Obat penghambat
secara depolarisasi
persisten;
succinylcholine
(suksinilkolin).
Berbeda dengan
dengan penghambat
kompetitif,
Succinylcholine
menghambat dengan
cara menimbulkan
depolarisasi persisten
pada lempeng akhir
saraf, karena
Succinylcholine bekerja
sebagai agonis ACh
(Asetilkolin) tetapi tidak
segera dipecah seperti
halnya dengan ACh.
Succinylcholine
mempunyai perbedaan
penting dengan obat
pelumpuh otot yang
lain dalam kecepatan
dan lama kerjanya.
Dengan sifatnya ini,
derajat relaksasi otot
rangka dapat diubah
dalam ½ - 1 menit
setelah pengubahan
kecepatan infus. Setelah
penghentian infus, efek
relaksasi hilang dalam 5
menit.
Semua pelumpuh otot
adalah senyawa
amoniumkuarterner
maka tidak
menimbulkan efek
sentral karena tidak
dapat menembus
sawar darah otak.
2. Obat pelemas otot yang
bekerja sentral
Baclofen (Baklofen) dan
Chlorzoxazone (Klorzoksazon)
a. Baclofen
Baclofen merupakan
agonis reseptor GABA -
ergik, tidak berefek
langsung pada
sambungan saraf-otot,
tetapi mengurangi
transmisi monosinaptik
maupun polisinaptik di
Medula Spinalis. Tempat
kerjanya diduga
presinaptik pada
reseptor GABA-B.
Baclofen mengatasi
sebagian komponen
spasitisitas spinal;
spasme fleksor dan
ektensor yang
involuntier terutama
akibat lesi spinal.
Efektivitas pada
kejang/spasme
sehubungan dengan
Multipel Sklerosis kira-
kira 65 %. Perbaikan
tidak tuntas tetapi
bermakna yaitu
berkurangnya
penderitaan, lebih
mandiri dalam
mengurus diri, kurang
terganggu tidur dan
meningkatnya
kemampuan latihan
fisik.
b. Chlorzoxazone
Chlorzoxazone efektif
untuk mengurangi
gejala nyeri akut otot
rangka bila diberikan
bersamaan dengan
istirahat, terapi fisik dan
tindakan lainnya.
Chlorzoxazone diduga
dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati
berupa ikterus. Gejala
efek samping lainnya
adalah sakit kepala,
gangguan sistem cerna
dan reaksi alergi.
3. Golongan lainnya
Clostridium botulinum toxin,
Tizanidine, dan Epirisone HCl
Clostridium botulinum adalah
bakteri yang menghasilkan
toxin botulin yang digunakan
untuk persiapan operasi
botox, digunakan untuk
melumpuhkan otot tertentu
sehingga menghilangkan
keriput sementara. Juga
digunakan untuk mengobati
rasa nyeri yang parah di wajah
yang disebabkan oleh
Trigeminal Neuralgia.
Eperisone bekerja dengan
merelaksasi kedua otot rangka
maupun otot halus vaskuler,
dan menyebabkan beberapa
efek seperti mereduksi
myotonia, meningkatkan
sirkulasi darah dan menekan
refleks rasa sakit.
Eperisone mencegah lingkaran
setan myotonia dengan
mengurangi rasa sakit, iskemia
dan hipertonia pada otot
rangka, juga menghilangkan
kekakuan dan kejang, dan
memperbaiki gerakan otot.
Eperisone juga memperbaiki
rasa pusing dan tinitus (kuping
berdenging) yang
berhubungan dengan
kerusakan cerebovaskuler
atau cervical spondylosis.
Eperisone relatif kurang
menyebabkan sedasi
dibanding obat pelemas otot
lainnya. Eperisone juga
memperbaiki gerakan otot
yang berlebihan pada otot
atas dan bawah tanpa
menghilangkan kekuatan otot.
Tizanidine adalah relaksan otot
digunakan untuk membantu
relaksasi pada otot tertentu
pada tubuh. Tizanidine
mengobati kejang dan
memperbaiki gerakan otot
yang disebabkan masalah
medis seperti Multiple Sclerosis
atau cedera tulang belakang.
Tizanidine adalah relaksan otot
dengan aksi cepat yang
bekerja dengan menghambat
sinyal saraf tertentu pada
simpul di otak (Agonis alfa
adrenergik)